Selasa, 12 Mei 2009

BUDAYA

Semarak Bulan Buku Jogja 2009
Dari Lomba Ibu Bercerita
Sampai Parade Buku




YOGYAKARTA memang pantas disebut sebagai “Kota Buku”. Paling tidak bisa dilihat pada bulan Mei ini, Yogyakarta sedang disemarakkan dengan kegiatan “Bulan Buku Joga 2009”. Serangkaian aktivitas diselenggarakan dalam menyemarakkan Bulan Buku tersebut.
Ketua Panitia Bulan Buku Jogja 2009, Drs H Haryadi Suyuti, yang juga Wakil Walikota Yogyakarta itu, di dalam buku panduan peringatan Bulan Buku Jogja tahun ini itu mengatakan, buku merupakan sumber ilmu dan pengetahuan serta sumber inspirasi sehingga sering disebut sebagai jendela dunia.
Karena, menurutnya, dengan membaca berbagai buku ilmu dapat diraih, sejumlah pengetahuan dapat diserap, serta sejuta inspirasi dapat digali, sehingga membaca dapat mengantarkan seseorang untuk meraih ‘prestasi’. Sebab, pemahaman, pengetahuan serta wawasan yang luas akan mendorong seseorang untuk berpikir, berkata dan dan bertindak yang lebih berkualitas.
Sedangkan Walikota Yogyakarta, H Herry Zudianto, dalam sambutannya pada buku panduan itu menandaskan, Bulan Buku Jogja 2009 merupakan salah satu strategi untuk menjawab tantangan dan untuk mendekatkan masyarakatkan dari semua tingkatan ekonomi serta pendidikan dengan buku.
Bulan Buku Jogja 2009, menurut Herry Zudianto, juga digelar untuk mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha menyumbangkan buku-buku bagi perpustakaan-perpustakaan di wilayah atau kampung-kampung se-Kota Yogyakarta. Dengan harapan, ketersediaan buku yang semakin banyak dan tersebar merata akan menumbuhkan semangat dan budaya membaca yang semakin kuat.

Agenda Kegiatan
Sejumlah kegiatan diselenggarakan dalam menyemarakkan Bulan Buku Jogja 2009 ini. Kegiatan-kegiatan itu dari Lomba Ibu Bercerita sampai Parade Buku. Selengkapnya agenda kegiatan itu meliputi lomba menggambar siswa TK dan SD kelas 1-3 serta lomba menulis siswa SD kelas 4-5 yang telah diselenggarakan dari 29 April sampai 8 Mei 2009, dan Books Gathering yang merupakan pengumpulan buku dengan mengundang berbagai instansi dan organisasi profesi peduli baca, yang diselenggarakan pada Minggu 3 Mei 2009 di Yogya Fish Market, Jl Giwangan, Yogyakarta.
Kemudian kegiatan Lomba Ibu Bercerita dan Parade Buku. Lomba Ibu Bercerita diselenggarakan pada Rabu, 6 Mei 2009, di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta, Jl Suroto, Yogya. Sedang Parade Buku akan dilaksanakan pada Minggu, 17 Mei 2009. Dalam Parade Buku ini, buku akan diparadekan mulai pukul 10.00 pagi dengan rute dari Balai Kota Timoho – UIN Sunan Kalijaga – Jl Solo – Jl Sudirman – Jl Suroto Kotabaru.

Lomba Ibu Bercerita
Salah satu kegiatan yang sangat menarik dalam Bulan Buku Jogja 2009 ini adalah Lomba Ibu Bercerita. Lomba bercerita tentang cerita-cerita rakyat Nusantara ini khusus diperuntukkan bagi ibu-ibu anggota perpustakaan masyarakat arau Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di wilayah Kota Yogyakarta.
Lomba yang diselenggarakan pada Rabu, 6 Mei 2009 di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta ini diikuti lebih dari 30 orang peserta. Dalam bercerita para peserta diharuskan menyampaikan cerita yang bersumber dari buku cerita rakyat. Cerita seakan-akan disampaikan kepada khalayak anak-anak, sekalipun ruangan lomba ketika itu dipenuhi tamu dan pengunjung dewasa.
Beragam cerita rakyat Nusantara disampaikan para peserta lomba. Masing-masing peserta membacakan cerita dengan gaya dan aktingnya sendiri-sendiri. Bahkan ada peserta yang bercerita sambil menjatuhkan tubuhnya di lantai, berguling-guling dan bersimpuh. Ada pula yang bercerita sambil membawa alat peraga, seperti ular naga main-mainan.
Menurut penyelenggara, aktivitas mendongeng yang ada selama ini seringkali dikritik merupakan pengulangan dari tradisi anak untuk mendengar, bukan membaca. Sehingga ada pemikiran bahwa dongeng saja tidak cukup, akan tetapi harus dikembangkan suatu aktivitas mendongeng yang berbasis buku, atau dalam pergaulan internasional sering dikenal sebagai story reading.
Oleh karena itu, di samping aktivitas mendongeng yang selama ini sudah cukup bagus perkembangannya, perlu kiranya dikembangkan model lainnya, yaitu pembacaan cerita (story reading), terutama dalam konteks untuk penumbuhan budaya baca pada anak-anak. Sebagaimana telah menjadi tradisi dalam pendidikan anak di negara-negara maju, yaotu ada aktivitas story reading (pembacaan cerita) di sekolah dan bed time story (waktu tetap pembacaan cerita) sebelum tidur di rumah. Dan. Lomba Ibu Bercerita ini merupakan langkah awal dalam ‘membumikan’ latar belakang pemikiran tersebut. sea


Jogja Islamic Book Fair 2009
Tingkatkan Budaya Baca Masyarakat




MENJELANG perayaan Bulan Buku 2009 ini, sebuah pameran buku digelar di Gedung Mandala Bakti Wanitatama. Pameran yang dikenal dengan Jogja Islamic Book Fair 2009 merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Syakaa organizer. Jogja Islamic Book Fair yang diselenggarakan tanggal 1-7 Mei 2009 merupakan event yang ke-11. Menurut pengakuan panitia, tahun ini Jogja Islamic Book Fair berhasil melampaui target jumlah pengunjung yang telah ditetapkan.
Manajer acara Jogja Book Fair 2009 Yunita Dwi Utami saat ditemui Mpres di lokasi pameran menjelaskan bahwa pameran ini diikuti oleh 107 stand. Stand pameran tersebut terdiri dari 69 stand buku sisanya adalah stand pendukung. Jogja Islamic Book Fair tahun ini mengambil tema “Make Up Your Mind”. Maksudnya mempercantik hati dan pikiran dengan membaca. Sasaran pengunjungnya adalah semua kalangan usia. Tua, muda dan anak-anak. Salah satu tujuan pameran buku ini adalah untuk meningkatkan budaya membaca masyarakat.
Dalam Jogja Book Fair Ke-11 itu, Syakaa merangkul para penerbit Islam seperti Gema Insani Pres, Pustaka Darul Haq dan penerbit umum seperti Diva Pres dan Penerbit Erlangga. Para penerbit yang ikut dalam pameran ini adalah para penerbit yang pernah berpartisipasi pada Jogja Book Fair di tahun sebelumnya dan ada beberapa penerbit baru.
Buku-buku yang dipamerkan di acara ini cukup beragam. Ada buku penyejuk hati, buku pelajaran sekolah, buku agama, buku psikologi, buku ekonomi, buku budaya, buku sejarah, buku panduan beribada. Rata-rata didominasi dengan buku-buku agama. Mulai dari yang biasa hingga best seller. Harga buku-buku yang ditawarkan mulai dari lima ribuan hingga lima puluh ribuan. Tapi ada juga beberapa buku yang dijual hingga ratusan ribu. Tergantung kualitas buku, jenis buku , pengarang, dan penerbitnya. Diskon yang diberikan berkisar 10% hingga 50%.

Meriah
Jogja Islamic Book Fair 2009 tahun ini berlangsung meriah. Pengunjung tidak melulu disuguhi buku. Tapi pengunjung dapat pula menikmati stand pendukung lain. Seperti stand pakaian, perlengkapan dan asesoris muslim, stand kaset/VCD muslim, stand makanan, dan stand Lembaga Sosial Masyarakat MER-C serta lembaga pendidikan APMD.
Beberapa acara juga turut memeriahkan pameran. Ada bedah buku, seminar, dialog publik, parade nasyid dan beberapa lomba seperti lomba mewarnai untuk TK dan Play Group, lomba mading sekolah, lomba kreasi sampah. Bahkan mendatangkan dua tokoh agama terkenal yakni Ust. Abu Bakar Ba’asyir dan Aa’ Gym.
”Jogja Book Fair tahun ini memang lebih difokuskan ke acara. Antusiasme masyarakat juga cukup tinggi. Pengunjung yang ditargetkan mencapai 10.000/hari bisa terpenuhi. Bahkan pada hari Minggu tanggal 3 Mei kemarin pengunjung mencapai 12.000, ”ungkap Yunita selaku manajer acara.
”Pameran kali ini memang lebih ramai daripada tahun lalu. Sekarang stand pakaian muslim dan asesorisnya lebih banyak. Dulu cuma luar aja, sekarang di dalam gedung juga ada, ” kata Ika salah satu pengunjung pameran. tri darmiyati


Memburu Buku-buku Lama (2)
Novel Penulis Singapura Itu Terinjak Sandal




DUNIA penulisan dan penerbitan buku di Indonesia, tak pernah surut dari masa ke masa. Di tahun 50-an misalnya, ketika negeri kita sedang tumbuh membangun diri, dengan segala keterbatasan yang ada, dunia penulisan dan penerbitan tetap tak pernah sepi. Sekalipun tidak sesemarak sekarang ini, tapi di masa itu dunia penerbitan buku di Indonesia telah menebarkan pesona dan daya tariknya. Dan, hingga kini daya tarik itu telah ‘menggoda serta menggelisahkan’ saya.
Terus terang, saya tergoda untuk bisa memiliki buku-buku terbitan tahun 50-an itu, baik novel, buku-buku pengetahuan populer, budaya dan lainnya. Tidak perlu banyak-banyak, pikir saya. Tiga, empat atau lima saja sudah cukup membuat saya puas. Paling tidak, di rak buku saya ada juga buku-buku yang mewakili era 50-an itu.
Saya pernah berhari-hari menjelajahi kios-kios buku di Senen, Jakarta. Tapi tak satu pun saya dapatkan. Saya juga sempat mencari di penjual buku-buku bekas di Semarang, serta di belakang Stadion Sri Wedari, Solo, hasilnya tetap sama saja. Tidak ada. Ada memang yang sempat saya temukan. Tapi sayangnya, bukan jenis buku yang saya sukai.
Tapi suatu hari di tahun lalu, seperti biasa saya menyambangi kios buku “Pak Zul” di Gondomanan. Sejumlah buku-buku bekas dan usang berserakan tak teratur di lantai depan kios. Bahkan beberapa di antaranya sempat terinjak sandal seorang ibu muda dan anaknya yang sedang mencari buku Matematika untuk kelas VI SD. Tampaknya buku-buku itu baru saja datang, sehingga masih dibiarkan terserak begitu saja.
Setelah ibu muda dan anaknya itu pergi, tanpa membuang waktu lagi, saya pun langsung jongkok ‘membongkar’ buku-buku yang berserakan itu. Diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam melihat buku-buku tersebut. Satu demi satu dilihat judul dan sebagian isinya, kalau-kalau ada yang menarik dan layak untuk dibeli.
Hari itu saya memang sedang beruntung. Kesabaran dan ketelatenan itu tidak sia-sia. Saya menemukan tiga buku sekaligus. Ini luar biasa, pikir saya. Ketiga buku itu meliputi dua novel dan satu buku pengetahuan populer. Kedua novel itu masing-masing berjudul “Inilah Hidup” karya Mardiana SM dan “Triffid Mengantjam Dunia” karya John Wyndham yang diterjemahkan Sitor Situmorang. Sedang buku pengetahuan populer itu berjudul “Masa Remadja Puteri”.
Saya tersenyum bila mengingat, sejumlah uang sudah dikeluarkan untuk ke Jakarta, Semarang dan Solo, demi mencarinya. Ternyata tetap di Yogya juga buku-buku itu ditemukan dengan hanya mengeluarkan uang yang sedikit.

“Inilah Hidup”
“Inilah Hidup” adalah sebuah roman atau novel yang diterbitkan Usaha Penerbitan “Bintang Mas” Jakarta, pada Desember 1950 – Januari 1951. Menariknya, roman ini merupakan buah karya seorang penulis wanita dari Singapura bernama Mardiana SM.
Seperti dikatakan penerbit di halaman “Sirih-pinang” (semacam kata pengantar), sesuai ejaan aslinya:
“Dengan bangga ‘Bintangmas’ mempersembahkan gubahan nona Mardiana SM, Singapore. Bangga, karena ia menaruh minat terhadap karang-mengarang dan soal jang ditulis terhitung soal jang berharga untuk ‘hidup’ manusia.
Belum banjak penulis wanita. Terlalu sedikit bilangannya. “Bintangmas’, dengan segala kemungkinan akan menghargakan tiap2 penulis jang sungguh2 berminat besar untuk memadjukan perpustakaan Indonesia dan Semenandjung Tanah Melayu.
Kata pendahuluan nona Mardiana Sm sengadja tidak dirobah (edjaan di Malaya). Edjaan dalam tjerita disesuaikan dengan edjaan di Indonesia.”
Kemudian pada halaman 8 roman atau novel ini terdapat lukisan wajah sang penulis, dan di bawahnya tertera ‘pengantar’ atau ‘kata pendahuluan’ darinya.
“INILAH HIDUP” saya gambarkan menurut keadaan-keadaan yang biasa tersua didalam penghidupan manusia. Tak banyak bedanya dengan perjalanan siang dan malam. Hujan dan panas silih berganti. Terkadang badai mendatang dihari cherah.
Disana sini kita bertemu dengan perobahan nasib yang tiada disangka. Mengejut dan mengherankan. Tetapi sebagaimana chuacha baik boleh digantikan oleh mendung dan taufan, begitulah hidup hamba Allah senantiasa mengalami perobahan-perobahannya.
Moga-moga rangkaian kata2 yang sedikit ini mengingatkan manusia pada hari KEMARIN, hari INI dan hari ESOK.”
S’pore, Nov. 1950
Yang benar,
Mardiana SM

Sesuai dengan judulnya, roman atau novel karya Mardiana SM ini memang bercerita tentang liku-liku dan romantika kehidupan yang sering dialami oleh insan yang bernama manusia. Bahwa hidup itu memang penuh dengan warna dan romantika. Ada yang kaya, ada yang miskin. Ada kegembiraan dan kepedihan. Ada bahagia dan sengsara. Ada cinta, ada dusta.
Roda kehidupan terus berputar. Suatu saat kaya raya, suatu saat pula akan miskin papa. Suatu ketika bahagia, suatu ketika pula akan sengsara. Inilah hidup, dan inilah romantika kehidupan yang dialami dua tokoh bersaudara (abang-adik), Abdul Kadir dan Abdul Rachman, putera Haji Kahar, seorang hartawan berdarah Indonesia di Singapura. Ceritanya menjadi menarik, karena ada keikhlasan dan ketulusan cinta, tapi juga ada perselingkuhan atau pengkhianatan cinta.

“Triffid Mengantjam Dunia”
“Triffid Mengantjam Dunia” adalah novel terjemahan karya John Wyndham. Novel berjudul asli “The Day of The Triffids” ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Sitor Situmorang (seorang sastrawan kenamaan Indonesia) dan diterbitkan NV Penerbitan W. Van Hoeve, Bandung – S-Gravenhage, tahun 1953.
Novel setebal 251 halaman ini menceritakan kisah perjuangan dan petualangan tokoh ‘aku” bersama teman-teman, keluarga dan kerabatnya dalam menghadapi ancaman mahluk bernama triffid. Triffid adalah sejenis mahluk perpaduan tumbuhan dan hewan. Bentuknya seperti tetumbuhan, tetapi gerakan dan sifatnya seperti hewan buas yang berbahaya. Tak jelas bagaimana awal mula kemunculan triffid. Tapi diyakini, triffid sebagai hasil rekayasa atau buah keberhasilan dari uji coba sejumlah ahli.
“Masa Remadja Puteri”
“Masa Remadja Puteri” merupakan buku pengetahuan populer yang khusus ditujukan untuk remaja-remaja puteri berusia 12 tahun ke atas. Buku ini juga buku terjemahan dari karya penulis Johan van Keulen yang aslinya berjudul “Meisjes Vragen ….!”. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Djaafar, dan diterbitkan oleh Timun Mas NV.
Saya tidak menemukan tahun penerbitannya. Tapi dari tulisan tangan di halaman awal buku ini yang ditulis oleh pemilik pertamanya tertera tulisan 16-8-56. Di atas tulisan tanggal dan tahun itu terdapat tandatangan. Mungkin buku ini dibeli oleh pemilik pertamanya nya pada tanggal 16 Agustus 1956. Melihat dari catatan itu, saya yakin buku ini diterbitkan pada antara tahun 1950 sampai 1956. sutirman eka ardhana

PENDIDIKAN

Monbukagakusho
Studi Gratis ke Jepang!


TAHUN ini, Monbukagakusho atau 'Program Beasiswa Pemerintah Jepang' berupa 'Research Student 2010' kembali dibuka. Selain biaya studi, beasiswa ini juga meliputi biaya hidup tanpa adanya ikatan dinas. Buat Anda yang tertarik, pendaftarannya hanya sampai bulan depan.
Memang, Jepang merupakan satu dari sekian banyak negara tujuan studi pilihan pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Jepang menjadi daya tarik pilihan tersebut, salah satunya adalah Monbukagakusho atau MEXT.
Monbukagakusho merupakan beasiswa yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Beasiswa ini berasal dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Jepang. Bukan hanya biaya studi, beasiswa ini juga meliputi biaya hidup yang tanpa disertai syarat dan ikatan dinas.
Di Indonesia, pendaftaran dan penyeleksian penerima beasiswa Monbukagakusho diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Medan, serta Makassar. Dibuka setiap tahun, program Monbukagakusho ditujukan bagi mereka yang tertarik dalam program research student di perguruan tinggi di Jepang.
Selain itu, peminat, pada saat menjalani research student ini juga diperbolehkan untuk melamar ke program S-2, S-3, atau Professional Graduate Course. Pun, peminat bisa melanjutkan lagi jenjangnya ke program S-3 setelah menyelesaikan program S-2-nya. Hanya, syaratnya harus lulus seleksi tes ujian dari universitas bersangkutan.

Skil Bahasa Jepang dan Pendaftaran
Pendaftaran beasiswa ini sudah dibuka sejak 20 April 2009 lalu. Hanya saja, batasnya masih cukup panjang, yaitu sampai 25 Mei 2009.
Umumnya, semua persyaratan utama tidak ubahnya dengan syarat utama mendaftar beasiswa lainnya. Hanya saja, beasiswa ini memberikan "syarat spesial" yaitu, kemampuan Bahasa Jepang. Karena pada dasarnya, kuliah di perguruan tinggi di Jepang harus memakai Bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar.
Nilai TOEFL-PBT minimal mencapai angka 550 atau TOEFL - CBT minimal 213 atau TOEFL - IBT minimal 79. Standar keahlian bahasa itu juga bisa dari Japanese Language Proficiency Test dengan angka minimal level 2.
Buat Anda yang tertarik, formulir pendaftaran beasiswa bisa diambil di Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang, Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Medan, serta Makassar, atau mengunduhnya langsung di http://www.id.emb-japan.go.id.
Tetapi, khusus pengembalian formulirnya harus langsung ke Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang di Jl M.H. Thamrin No.24 Jakarta, kode pos 10350, di nomor 021 319 24308 ext. 175 dan 176. LTF/kompas.com

Sekilas, Beasiswa Ford Foundation International

IFP atau Ford Foundation International Fellowships Program merupakan program beasiswa terbesar dari The Ford Foundation, yaitu organisasi nirlaba berpusat di New York, Amerika Serikat (AS). Di Indonesia, IFP dikelola oleh The Indonesian International Education Foundation (IIEF). Tak lain, sebuah lembaga pendidikan nirlaba swasta di bidang pengembangan dan pertukaran pendidikan, serta pelatihan.
Pengalaman IIEF cukup banyak dalam pengelolaan berbagai program beasiswa yang didanai oleh lembaga donor internasional. Khusus program ini, IIEF menyalurkan IFP untuk menyediakan beasiswa pascasarjana bagi anggota masyarakat yang kurang memiliki kesempatan menempuh pendidikan tinggi. Penduduk di daerah terpencil, masyarakat adat, masyarakat terpinggirkan, masyarakat di kawasan konflik atau pasca konflik pun berhak dan berkesempatan besar meraih beasiswa ini.
Memang, untuk itulah IFP disiapkan. Selain itu, mereka yang juga diberikan kesempatan sama adalah para mahasiswa dari golongan minoritas etnik, penderita cacat fisik atau sensorik, serta kaum perempuan.
Persyaratannya tidak sulit. Para pelamar harus berkewarganegaraan Indonesia dan menetap di Indonesia. Selain harus sudah menyelesaikan program studi sarjana S-1 atau S-2 dengan prestasi berkategori sangat baik, Anda pun harus berperan aktif dalam masyarakat, memiliki rencana kerja untuk menerapkan pelajaran sesuai tujuan atau visi dan misi Ford Foundation.
Komitmen melaksanakan rencana kerja itu pun harus tinggi setelah Anda kelak menyelesaikan masa studi. Dan, --semoga ini merupakan kabar baik, disebutkan pula di persyaratan penerima beasiswa, bahwa pelamar perempuan sangat dianjurkan untuk mendaftar.
Anda tertarik? Berikut ini daftar bidang minat Ford Foundation yang dapat dipilih, sementara kriteria daftar disiplin atau program studi ditentukan sendiri dan disesuaikan dengan bidang minat tersebut, yaitu antara lain:

* Pengembangan Masyarakat (Community Development)
* Lingkungan dan Pembangunan (Environment and Development)
* Keuangan Pembangunan dan Sekuritas Ekonomi (Development Finance and Economic Security)
* Pengembangan Angkatan Kerja (Workforce Development)
* Anak, Pemuda, dan Keluarga (Children, Youth and Families)
* Seksualitas dan Kesehatan reproduksi (Sexuality and Reproductive Health)
* Hak Azasi Manusia (Human Rights)
* Kerjasama Internasional (International Cooperation)
* Pemerintahan (Governance)
* Masyarakat Madani (Civil Society)
* Reformasi Pendidikan (Educational Reform)
* Pendidikan Tinggi dan Keilmuan (Higher Education and Scholarship)
* Agama, Masyarakat dan Budaya (Religion, Society and Culture)
* Media (Media)
* Kesenian dan Budaya (Arts and Culture)

Untuk lebih jelasnya, Anda yang tertarik ingin mendaftar atau sekadar hanya ingin membagikan informasi ini ke masyarakat, bisa mengunjungi alamat situs mereka di: http://www.iief.or.id/ifp/faq.html#top. Gali lebih jauh informasi di dalamnya, dan manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyongsong masa depan Anda dan mereka yang memerlukan. LTF/kompas.com

Menteri Pertanian Anton Apriantono:
Pembangunan Pertanian Indonesia Sebagai
Ketahanan Pangan Nasional dan Dunia



KRISIS minyak dunia, perubahan iklim dunia dan krisis finansial dunia, mengakibatkan ketersediaan pangan menurun dan harga pangan dunia meningkat tajam. Itulah permasalahan pangan dunia yang terjadi pada periode 2007 hingga 2009. Indonesia dianggap memiliki ketahanan pangan karena ketergantungan impor bahan pangan utama relatif kecil dan produksi pangan yang meningkat. Untuk itu melalui pembangunan pertanian Indonesia katahanan pangan nasional dapat terpenuhi. Selain itu Indonesia memiliki potensi untuk ketahanan pangan dunia. Itulah isi makalah yang disampaikan oleh Menteri Pertanian Dr. Ir Anton Apriantono dalam Studium General di gedung University Club Universitas Gajah Mada(UGM) 7 Mei lalu yang dipandu oleh Prof. Dr. Tri Yuwono, M. Sc sebagai moderator.
Studium General atau kuliah umum tersebut diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Pasca Sarjana UGM dalam rangka Dies Natalis UGM yang ke -60. Acara yang dibuka Rektor UGM Prof. Dr. Ing Sudjarwadi, M. Eng itu, dihadiri oleh rombongan Departemen Pertanian Yogyakarta, pembantu rektor dan dosen UGM, mahasiswa dan masyarakat umum.
Dalam sambutannya Sudjarwadi mengatakan, ”Dengan adanya studium general ini membentuk ekosistem knowledge dan membuka pengetahuan menjadi lebih luas. ”
Dalam makalah yang berjudul Indonesia Untuk Ketahanan Pangan Dunia itu, Anton memaparkan tahun 2005-2008 produksi pangan meningkat. Salah satunya adalah pertumbuhan padi tahun 2005-2008 kurang lebih 4000 ton, tahun 2007-2008 pertumbuhan produksi sekitar 5000 ton. Ketersediaan pangan dan konsumsi beras Indonesia tahun 2008 mengalami surplus kurang lebih 200 ton. Artinya hal tersebut sudah mencukupi kebutuhan domestik. ”Masalahnya ketersediaan individu belum pasti tercukupi, sebab tergantung dari daya beli individu tersebut, ” ujar Anton.
Tahun 2007, Indonesia menempati posisi ketiga dalam produksi padi di Asia dengan kontribusi sebesar 8,75%. Kebijakan ketahanan pangan yang diambil adalah pemenuhan kebutuhan pangan diutamakan bersumber dari produksi dalam negeri, mengoptimalkan pengembangan dan stok pangan lokal, pengedalian harga pangan. Diversifikasi pangan, penanganan masyarakat di daerah rawan.
Dalam penutup makalahnya Anton menjelaskan, Indonesia mampu bertahan dari krisis harga pangan global tahun 2007/2008 salah satunya melalui pemberdayaan petani, Indonesia telah dan akan terus berperan dalam menjamin ketahanan pangan dunia melalui peningkatan produksi pangan untuk pemenuhan kebutuhan domestik dan ekspor. ”Sekarang Indonesia tidak hanya memikirkan kebutuhan pangan dalam negeri, tapi juga luar negeri. Ke depan yang kita pikirkan adalah berapa ekspor pangan kita,” urai Anton. tri darmiyati

Tinjauan Buku:



Melihat Wajah Lingkuhan Hidup yang Menyedihkan

Judul buku : Bunga Rampai – Bumiku Semakin Panas
Penyunting : Sudarsono SH
Penerbit : Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup
Regional Jawa – KLH, Yogyakarta
Cetakan : 2008
Tebal : 472 halaman

SEBAGAI bunga rampai atau kumpulan tulisan, buku yang diberi kata pengantar oleh Prof DR Emil Salim dan Prof Ir Johan Silas ini menghimpun sebanyak 115 judul tulisan atau artikel dan hasil wawancara dengan pakar dan tokoh yang berbicara tentang lingkungan hidup di negeri kita. Ke-115 judul tulisan atau artikel itu ditulis oleh puluhan lebih pakar dan ahli lingkungan hidup yang dimiliki negeri ini.
Para penulis itu di antaranya Prof Dr Emil Salim sendiri, Prof Dr Otto Soemarwoto, Prof Dr Ir Bambang Hero Saharjo, Prof Ir Johan Silas, Prof Dr SudhartoP Hadi, Dr Suparto Wijaya SH, Dr Asep Warlan SH, Dr Purwo Santoso, Ir Bhakti Setiawan P.hD, dan lain-lainnya lagi. Sedangkan pakar dan ahli yang diwawancarai di antaranya Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri SH, Prof Dr Daud Silalahi, Prof Dr Moh Askin SH, . Nabiel Makarim, Prof Dr Sunyoto Usman, Prof Dr Hotman Sihaan, Prod Dr Sjafri Sairin PhD, Ir Sarwono Kusumaatmadja, dan banyak lagi lainnya.
Tulisan-tulisan di buku tebal ini dibagi di dalam duabelas bab.Bab I tentang 30 Tahun Lingkungan Hidup – KLH, Mau ke Mana? Bab II Penegakan Hukum Lingkungan – Menegakkan Benang Basah? Bab III tentang Lumpur Lapindo – Tragedi Lumpur Lapindo, Ironi Bangsa. Bab IV Manajemen Bencana – Manajemen Bencana di Negeri Rawan Bencana. Bab V tentang Banjir dan Longsor. Bab VI Kelembagaan Lingkungan – Mencegah Lonceng Kematian Berdentang. Bab VII Teroris Lingkungan – Tangkap Teroris Lingkungan. Bab VIII Politik Lingkungan – Politik Lingkungan, Siapa Peduli? Bab IX tentang Perubahan Iklim – UNFCCC Bali, Mampukah Jadi Momentum Perubahan. Bab Bab X Kearifan Lingkungan. Bab XI tentang Teologi Lingkungan – Membumikan Teologi Lingkungan. Dan Bab XII tentang Mosaik Lingkungan.
Buku ini memang pantas dibaca oleh siapa saja di negeri ini yang mencintai dan menaruh kepedulian besar terhadap persoalan lingkungan hidup. Seperti yang dikatakan penyunting di dalam ‘catatan penyunting’ bahwa inilah wajah lingkungan kita. Sebagian kita, rakyat Indonesia, akan terperangah tatkala berkaca diri di ‘cermin data lingkungan tahunan’ beberapa sumber berita baik dari instansi pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat bahwa sekitar 3,4 juta hektar hutan di Tanah Air raib tahun demi tahun, meninggalkan jejak nelangsa bagi generasi masa depan bangsa.
Belum lagi, sekitar 89 persen daerah aliran sungai yang meliuk-liuk di kepulauan kita tak lagi kaya air. Lihat saja dengan mata kepala kita sendiri, beberapa sungai utama di pulau kaya sungai, Kalimantan, sungguh merana kurus kering terutama di saat kemarau. Kondisi diperburuk karena wilayah lautan kita ‘sudah ;umrah’ dicemari berton-ton limbah tambang, limbah domestic dan industri lainnya.
Penyunting juga mempertanyakan, bagaimana kualitas udara yang kita hirup setiap harinya. Setiap tahun, menurutnya, terutama yang hidup di kota-kota besar, menghirup lapisan udara yang tercemar logam berat dari aktivitas industri yang kurang terkontrol dan kegiatan transportasi yang semerawut. Pada akhirnya masyarakat terpaksa hidup di kantung-kantung kemiskinan, terasing, dan dicap sebagai penduduk illegal di wilayah perkotaan.
Diuraikan, bahwa keterperangahan itu niscaya mengental saat kita mengetahui wajah kita sudah kehilangan ratusan ribu hektar hutan dan lading rakyat nan hijau berganti menjadi lubang-lubang gersang pertambangan dan ribuan ranah pangan nan subur di pinggiran kota-kota terutama di Jawa berganti rupa menjadi hamparan bangunan industri dan area penimbunan sampah.
Merananya wajah lingkungan kita diracuni pula berjuta zat kimia yang melanda berbagai pelosok desa. Sepertinya tak pernah bosan banjir menyapu perkotaan di pesisir, di banyak kepulauan. Jakarta sudah jadi persinggahan favorit banjir, bersama metropolitan lainnya seperti Medan, Padang, Palembang, Semarang, Surabaya, dan beberapa kota di Kalimantan. Banjir itu tak sendirian. Dia disertai longsor. Korban jiwa dan materi pun berlipat ganda.
Apa yang dikemukakan penyunting, sebagai gambaran dari isi buku ini, memang selayaknya menjadi perhatian kita semua. Terutama bagi kita yang memang menginginkan bahwa lingkungan hidup di seputar kita nantinya benar-benar menjadi ‘ancaman pembunuh’ bagi kelangsungan generasi bangsa ini ke depan.
Sudah saatnya beragam persoalan lingkungan yang tertera di dalam buku ini bisa menjadi pegangan dan rujukan kita dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup kita. Ayu Bunga
Peresensi adalah pekerja media televisi dan pemerhati persoalan lingkungan.

Senin, 11 Mei 2009

Seputar DI Yogyakarta 2

Soal Penetarapan Pemenang Tender
Penawaran Terendah Malah Jadi Polemik


BANTUL, (M-pres) – Pada musim tender yang saat ini sedang dilaksanakan oleh para pengguna barang dan jasa, timbul polemik tentang ‘harga penawaran terendah’ dari penyedia barang dan jasa yang ‘tak muncul’ sebagai pemenang tender. Fenomena ini berdampak proses tender menjadi bermasalah, sebab kemudian merasa ‘dizholimi’ oleh panitia lelang. Jika demikian bukan mustahil masalahnya bisa berujung di meja hijau lewat PTUN dan bisa menjadi ‘ATM’ oknum yang tak bertanggung jawab. Profesionalisme panitia diuji, bagi mereka yang benar-benar mengedepankan kepatuhan hukum tentu tak akan bermasalah. Namun bagi yang tidak taat, jerat hukum pasti akan mengalunginya.
Ditemui di kediamannya pekan silam, Ketua BPC Gapensi Kabupaten Bantul, H. Jatmiko mengatakan ‘harga penawaran terendah’ tak mesti harus menang. “Harus dinilai secara proporsional, seperti penawaran yang tak wajar jauh di bawah HPS, dampaknya kualitas pekerjaannya pasti tak sesuai dengan RKS. Padahal HPS dihitung oleh pihak pengguna barang dan jasa berdasarkan acuan harga standard satuan pekerjaan, bahan bangunan dan upah pekerja yang ditetapkan lewat SK Bupati/Walikota atau SK Gubernur,” imbuhnya.
“Menurut pengamatan saya, para penyedia barang dan jasa hanya mementingkan perolehanh pekerjaan. Mereka kadang-kadang lantas berbuat tak rasional dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan RKS. Solusinya jelas mencuri kualitas, misalnya besi beton yang seharusnya diameter ‘penuh’ diganti ‘banci’, jumlah batangnya dikurangi, campuran mortal beton atau adukan dilanggarnya dan masih banyak cara-cara yang ditempuhnya. Substansinya sederhana saja, yakni mengurangi kualitas pekerjaan,” jelas Jatmiko seraya menambahkan prinsip menguntungkan negara malah menjadi merugikan.
Lebih lanjut, dia mengharapkan agar para penyedia barang dan jasa lebih profesional dan proporsional dalam hal mengajukan harga penawaran. “Menghitung harga satuan pekerjaan dengan cermat berdasarkan harga yang wajar. Misalnya, upah pekerja riil di Bantul Rp 28 ribu per hari jangan dimasukan dalam analis pekerjaan menjadi Rp 20.000,-/hari. Yang penting, menurut saya pendekatannya adalah mengutamakan kualitas pekerjaan dan tak harus saling ‘dlosor dlosoran’,” ujarnya.
“Volume pekerjaan yang telah dibuat oleh pengguna barang dan jasa hanya sebagai acuan dan tak mengikat, kalau perlu dihitung ulang secara profesional sesuai gambar rencana, mungkin bisa lebih efisien. Mengenai fungsi pengawasan, saya tak banyak berkomentar karena itu merupakan ranah pengguna barang dan jasa. Namun meski demikian berdasarkan pengalaman saya dan khususnya petugas pengawas pekerjaan yang melakukan pengawasan pada proyek yang saya kerjakan, sebagian besar dari mereka ahli dalam bidangnya dan profesional,” pungkas Jatmiko bijak.
Sementara ditemui di tempat terpisah, mantan Sekretaris BPD ARDIN DIY, Heru Sardjono, BE menandaskan ‘roh’ Keppres 80/2003 adalah ‘efisiensi’ sehingga ‘harga penawaran terendah’ harus lebih diutamakan jika tak ada kesalahan yang ‘fatal’ pada syarat ‘administrasi’. “Semua pihak harus menghormati penyedia barang dan jasa yang berniat ‘menguntungkan negara’, mereka tentu telah menghitung harga penawarannya dan berani mengambil risiko. Misalnya, pembangunan jembatan Srandakan yang dikerjakan oleh Group Yala beberapa waktu lalu, dengan harga penawaran sekitar 55% dari HPS ternyata berhasil diselesaikan dengan kualitas yang prima.
Banyak proyek yang berhasil dikerjakan dengan baik, meski harga penawarannya di bawah HPS. Kuncinya pada fungsi ‘pengawasan’, jika fungsi itu berjalan dengan baik dan dilaksanakan secara profesional, problema kualitas pada harga penawaran terendah tak akan menjadi momok,” tegas pria penggemar rokok kretek itu. chol/her

Ikon Kabupaten Sleman, Mebel Bambu Tak Bikin Malu

Rumah terhitung cukup mewah di kawasan Kliningan, Buahbatu, Bandung itu ruang tamunya dilengkapi dua set kursi. Satu set tergolong semi antik berbahan kayu jati, satu set lainnya berbahan baku bambu. “Ini saya beli dari Sleman, Yogyakarta beberapa tahun silam. Ternyata kuat dan eksotis juga ya, tak perlu bikin malu!” ungkap tuan rumah saat menerima kedatangan M-pres, sambil menunjuk mebeler bambunya. Melihat motif dan tongkrongannya, mau tidak mau memang harus menghubungkannya dengan kawasan Cebongan, Mlati.

Hadirnya Cebongan sebagai sentra mebel bambu memang bukan tiba-tiba saja turun dari langit, tetapi melalui proses perjalanan cukup panjang. Bisa dibilang perajin-perajin seperti Hartono, Muryadi, Sugiarto, Sukidi, Ninik atau tetangga seprofesinya tinggal ‘nemu enaknya”. Jauh sebelum itu, sekitar tahun 1970, Pak Kartodimejo yang bisa disebut sebagai pelopornya, tertatih-tatih berjalan dalam kesendirian. Ia marupakan satu-satunya perajin kursi bambu saat itu, ia pula yang nyunggi (membawa di atas kepala) produknya, jalan kaki menjajakan keliling kota Yogyakarta yang berjarak sekitar 15 km dari Cebongan.
Ibarat tak kenal maka tak sayang, ketika beberapa tahun berikutnya di ujung Jl. Suryotomo, seberang pabrik besi Purosani (kini Hotel Melia) Yogyakarta muncul agen furnitur bambu, keberadaannya pun semakin dikenal. Tentu kemudian semakin disayang, terbukti pasarnya semakin bagus, pesanan meningkat, bahkan banyak yang langsung memesan ke perajinannya dengan desain sesuai permintaannya. Nah, buntutnya di daerah Cebongan bermunculan perajin mebel bambu, hingga sekarang. Perjalanan kemudian, furnitur bambu bahkan merupakan produk kerajinan unggulan sekaligus ikon Kabupaten Sleman.

Kini kawasan di seputar Desa Sendari, Cebongan, terdapat belasan perajin yang tergabung dalam beberapa kelompok. Selain yang memiliki lokasi usaha di pinggir jalan besar, sejumlah lainnya berproduksi di dalam kampung. Untuk lebih memajukan pemasaran, pihak Pemda Sleman kemudian memfasilitasinya antara lain dengan seragamisasi papan nama usaha dan penyediaan lokasi untuk ruang pamer.
Kini, meski dengan membayar sewa sekitar Rp 900.000,-/tahun kepada kalurahan sebagai pemilik lahan, belasan perajin sudah bisa ngumpul dalam kompleks ruang pamer. Kesehariannya mereka nyaris tak penah istirahat memenuhi pesanan furnitur bambu atau produk sejenis lainnya. Menurut Mbak Ninik, pemilik usaha Deling Asri , dengan tersedianya kompleks ruang pamer, perajin memang banyak terbantu. Taruhlah, calon pembeli menjadi lebih gampang mencarinya.
Menurut Ninik, lebih dari sekadar pasar lokal, pasar ekspor pun makin berpeluang. Deling Asri sendiri telah beberapa kali mengekspor beberapa jenis produksinya, antara lain ke Portugal dan Phillipina. Ekspor serupa juga dilakukan oleh Sugiarto, ke Italia, Belanda dan Jerman. “Jenisnya ya macam-macam, ada mebeler, ada ranjang, ada pula perangkat meja dan kursi kafe atau bar. Pokoknya tergantung permintaan!” ujar Ninik tentang produk-produk ekspornya.
Pasar ekspor ternyata tidak saja dimonopoli satu atau dua perajin. Muryadi dengan benera usahanya Muda Kreatif misalnya, bahkan memiliki ‘negara penampung’ lebih banyak semisal Italia, Inggris, Swiss, Spanyol, Amerika, Korsel, Turki, Austria, Singapura, Taiwan dan Malaysia. “Awalnya kami memang terseok-seok, baru sekitar tahun 1986 bangkit, dan berkibar justru sejak krisis moneter!” kata Muryadi.
Sementara itu, Sukidi dari kelompok usaha Karya Makmur yang berlokasi di Jl. Kebonagung, Mlati, juga mengaku memiliki buyer tetap di sejumlah negara manca. Kreasi, inovasi, pengembangan desain produk merupakan hal yang tak pernah diabaikan sejak dirinya berkerajinan. Selain memproduksi mebeler, Sukidi juga menggarap pernah-pernik lainnya, bahkan termasuk melayani pesanan, meja dan kursi kafe dan gazebo (gubug). Untuk satu set meja kafe, terdiri dari empat meja harganya berkisar Rp 750.000,- Untuk gazebo, tergantung model yang diinginkan, harganya sekitar Rp 5 juta.
Mebeler Cebongan kebanyakan menggunakan bambu-bambu jenis petung, wulung (hitam), legi (putih kekuningan), tutul (totol-totol). Hanya sebagian kecil yang memanfaatkan bambu apus, karena jenis ini lebih banyak digunakan untuk kerajinan anyaman oleh masyarakat Lendah, Kulonprogo, atau Dlingo, Bantul. Selain bahan baku bambu, perajin juga menggunakan bahan pendukung seperti rotan, vernis, atau melamin untuk proses finishing.dillan revada

Tinggi, Laporan Warga Berkait Sengketa Tanah

BANTUL, (M-pres),- Di wilayah Kabupaten Bantul, hingga sekarang ini masalah sengketa tanah masih merupakan problem menonjol. Kenyataan tersebut terungkap dari tingginya laporan yang masuk ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat berkait dengan perselisihan, khususnya menyangkut pemalsuan tanda tangan oleh orang bukan pemiliknya. Kepala BPN Bantul Ir. Mulyoko mengungkapkan tingginya senketa tanah tersebut bisa telihat dari tingginya laporan masyarakat yang masuk ke institusinya. “ Hampiur bisa dikatakan, setiap minggu ada saja warga melapor berkait dengan kepemilikan tanah!” ujar Mulyoko di sela-sela pelantikan 11 Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di kantornya, Rabu pekan silam.
Dilukiskannya, laporan warga itu antara lain menyangkut pemalsuan tanda tangan, terlebih ketika tanah dimaksud kemudian sedang memasuki proses jual beli. Mengingat falsafah Jawa sedumuk bathuk senyari bumi, masalah-masalah seperti itu pun akhirnya sering menjadi berkepanjangan dan menuntut penyelesaiannya. Berkait dengan masalah-masalah seperti itu, ke depan PPAT dituntut untuk mengambil peran lebih optimal. Masih berkait dengan permasalahan tanah pula seperti halnya daerah lain BPN Bantul mulai memberlakukan sistem administrasi pertanahan Pelayanan Masyarakat Sertifikasi Tanah (larasita). Dengan sistem tersebut pelayanan bisa lebih cepat dan akurat, karena selain bisa dimonitor di server BPN Bantul, san secara online bisa termonitor di BPN tingkat pusat.
Ke-11 PPAT yang dilantik dan akan bertugas di wilayah Kabupaten Bantul tersebut, antara lain: Anita Widyawati, SH, MKn, Agatha Irmawati, SH, Devy Lestari, SH, Dwi Kartiyana, SH, Dwi Noor Yudisatmoko, SH, Ernawan Prajanti, SH, MKn, Nelly Komariyah, SH, Neneng, SH, MKn, Fitri Danar Shanti, SH, MKn, Yulia Rani Kristiani Ginting, SH dan Alamsyah Prasakti, SH.adrian

Mau Sekolah tak ada Biaya? Pemda Siap Menanggung

BANTUL, (M-pres),- Pemda Kabupaten Bantul menyatakan siap menanggung biaya pendidikan bagi keluarga miskin hingga jenjang setinggi apa pun, selama si anak didik berkemauan keras untuk bersekolah. Kepastian tersebut dilontarkan oleh bupati setempat, HM Idham Samawi di hadapan peserta jamaah pengajian akbar yang digelar di Sutopadan, Ngestiharjo, Kasihan pekan lalu. Idham tidak tidak sedang membual kala itu, dan langsung memberi contoh telah berhasil menyekolahkan anak buruh cuci hingga jenjang S2 Fakultas Teknik UGM.
Tanpa menyebut nama anak maupun orangtuanya, Idham yang tak lama lagi akan mengakhiri tugasnya di Bantul itu menyebut anak dimaksud di biayai sejak SMA. Kini telah lulus dan sudah terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan raksasa dengan gaji jutaan rupiah. “Yang penting si anak berkemuan keras untuk belajar. Jika jelas-jelas dari keluarga miskin yang dipastikan tak mampu membiayai, pemda akan mengambilalih pembiayaannya. Jangan khawatir!” ujarnya bersemangat dan langsung disambut apluas peserta pengajian.
“Yang membuat kami bangga, ternyata setelah selesai studi dan bekerja, sebagian besar gajinya dikirim ke orangtua. Ia sendiri sekadar mengambil untuk kebutuhan hidup dirinya!” lanjutnya, masih dalam nada serius. Pada bagian lain, Idham mengemukakan sejak awal Pemda Bantul memang berobsesi agar seluruh warganya terdidik. Kebijaksanaan pemda untuk menanggung biaya pendidikan bagi keluarga kurang mampu merupakan salah satu alternatif menuju terpenuhinya obsesi. Itu bukan satu-satunya, karena kebijakan lain berkait dengan pendidikan juga terus diupayakan.
“Kasare, Idham entuk bodho, ning anak putu aja nganti bodho, aja nganti dipinteri liyan (Pendeknya, Idham boleh saja bodoh, tetapi anak cucu jangan sampai bodoh, apalagi kebodohannya dimanfaatkan oleh orang lain)!” lanjutnya lagi. Ia mengingatkan agar kepintaran anak-anak Bantul pada gilirannya benar-benar mampu melebihi kepintaran orangtuanya. Pengertian pintar itu bukan sekadar menguasai ilmu dari bangku sekolah, tetapi sekaligus harus bermakna cakap, berilmu, berwawasan luas, beriman dan berbudi pekerti luhur.
Nah, Bupati telah dengan bersungguh-sungguh menggugah semangat, bahkan siap merogoh biaya. Tinggal bagaimana warga, khususnya anak-anak memanfaatkannya.adrian

Frenky Yusandhy, Wakapolres Bantul

BANTUL, (M-pres),- Jabatan Wakapolres Bantul pekan lalu diserahterimakan dari pejabat lama Kompol Widiatmoko, SH, SIK kepada penggantinya, Kompol Frenky Yusandhy, SIK. Widiatmoko selanjutnya akan mengikuti Sekolah Staf Pimpinan (Sespim), sementara Frenky sebelumnya menjabat sebagai Kabagops Poltabes Yogyakarta. Jabatan yang ditinggalkan Frenky selanjutnya akan diserahkan kepada Kompol Drs. Parwoko. Prawoto sendiri digantikan oleh Kompol Suryatama Nugraha, SH yang sebelumnya bertugas sebagai SPN Polda DIY di Banyubiru.
Terhadap jabatan baru tersebut, Kompol Frenky menyatakan langsung siap bertugas. “Bagi saya, di pana pun atasan menugaskan saya selalu siap kerja seoptimal mungkin. Di Bantul pun saya siap ajur-ajer dalam memberikan pelayanan dan pangayoman kepada masyarakat. Paling tidak saya akan meneruskan propgram-program yang telah dirintis oleh pendahulu saya !” ungkapnya mantap.titan

Seputar DI Yogyakarta

TPY Bakal Ramai, Jika Loket Tiket di Bawah

YOGYA ( M - pres) – Termimal Penumpang Yogyakarta (TPY) Giwangan bakal ramai seperti lokasi lama di Pandeyan, jika loket tiket bus malam yang saat ini di lantai atas dipindah ke lantai dasar. Selain itu, semua bus dan penumpang juga harus masuk ke terminal, dengan menekan seminim mungkin penumpang naik dari tempat-tempat penjualan tiket di luar, atau ‘sub’ terminal bayangan.
Sejumlah penjual tiket bus di TPY mengaku sejak dikelola Pemkot Yogyakarta per 10 Maret lalu, sudah banyak perubahan. Diantaranya dengan mempersempit gerak bus untuk menaikkan penumpang di luar terminal. Seperti pemasangan defider di Ringroad selatan, yang semula sering digunakan untuk tetek bus-bus dan tempat menaikkan penumpang.
“Kuncinya sebenarnya loket tiket ditempatkan di lantai satu. Kemudian semua bus masuk terminal. Kalau perlu agen tiket semua di terminal,” kata Yanto, salah satu pengelola loket tiket bus malam di TPY. “Sekarang ini sudah ada keharusan dari Dishub agar semua bus masuk ke terminal,” tambah Fredy, yang juga mengelola loket bus.
Sebenarnya tak cukup hanya mengharuskan bus masuk ke terminal, tapi harus dibarengi dengan penertiban loket –loket tiket di luar terminal. Tanpa itu proses untuk menjadi ramai akan lambat. “Banyak calon penumpang yang enggan naik ke lantai atas. Kalau dikembalikan seperti terminal lama, saya yakin akan ramai lagi,” kata Yanto, yang sudah buka loket sejak TPY di Pandeyan.
Saat ini puluhan agen tiket membuka usaha di sisi selatan Ringroad. Persisnya di pinggir jalan kampung Malangan, kelurahan Giwangan. Mereka terpaksa berjualan di sana lantaran di lokasi lain, khususnya dalam terminal TPY sepi. Kawasan ini ramai karena sering digunakan untuk ngetem bus-bus AKDP maupun AKAP yang menunggu penumpang.
Kawasan lain yang juga ramai adalah Jl Parangtritis, Dongkelan, dan Gamping. Di sana banyak loket bus - bus malam,. sekaligus tempat ngetem bus-bus lokal dan AKAP mencari penumpang.
Sementara itu sejak dipindahkan pengelolaan dari PT Perwita Karya ke Pemkot Yogyakarta, karyawan yang berjumlah sekitar 124 tetap menerima gaji seperti biasa. Bahkan saat ini mereka juga mengikuti kegiatan sama dengan pegawai Pemkot lainnya, termasuk mengikuti kegiatan olahraga atau krida. Seragam mereka kini juga sudah disesuaikan dengan seragam Dishub dan Pemkot.
“Kami tetap lancar gajian, dan bekerja dengan baik.. Mudah-mudahan bisa bertahan, dan TPY makin ramai dengan dikelola Pemkot,” kata Suwarta, salah satu warga Giwangan, yang menjadi karyawan TPY. ini/dni


Dua Arif Bertahan di DPRD DIY

YOGYA (M - pres) – Dua Arif bertahan menjadi anggota DPRD DIY dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ir Arif Budiono (Gunungkidul), dan Arif Rahman Hakim (Bantul), keduanya kembali akan menjadi wakil rakyat setelah di masing - masing dapil berhasil memperoleh suara terbanyak urutan pertama dan kedua.
Keduanya akan bergabung dengan lima anggota dewan lainnya. Masing-masing dari dapil Kota Yogya, Bantul, dan Kulonprogo 1 orang. Dan Dapil Sleman 2 orang..
Jumlah anggota dewan dari PKS saat ini sebanyak 6 orang. Mereka terpilih dalam Pemilu 2004 lalu. Saat ini mereka maju menjadi caleg kembali. HM Wajdi Rahman menjadi caleg nomor 4 dari dapil Kota Yogya. Sayang perolehan suaranya kalah dengan caleg lainnya. Wajdi memperoleh 766 suara ..Peraih suara terbanyak adalah Sukamta PHD yang memperoleh 3.790 dari 23.118 suara yang diperoleh PKS.
Tri Harjono, ST MT angota panitia anggaran dan komisi C juga gagal melangkah kembali ke Malioboro. Caleg nomor urut 6 ini kalah suara dengan Nur Sasmita.
Sementara anggota dewan lainnya, Drs H Basuki AR yang maju calon DPR-RI , namun belum berhasil. Basuki yang pernah jadi Ketua DPD PKS Kota Yogya, saat ini menjadi anggota panmus, dan anggota komisi D.
Satu lagi adalah Ur H Cholid Mahmud MT. Anggota komisi A dan anggota badan kehormatan (BK) DPRD DIY kali ini nyaleg DPD. Cholid yang saat ini menjadi anggota Majlis Syuro PKS lolos ke Senayan dan bakal menjadi salah satu dari 4 anggota DPD wakil DIY. Tiga lainnya adalah GKR Hemas, Hafid Asrom – keduanya anggota DPD hasil Pemilu 2004 – dan M Afnan Hadikusumo . Yang terakhir saat ini tercatat sebagai anggota DPRD DIY daeri Fraksi PAN. ni /fni

Jadah Mbah Carik
Camilan nDeso, Maskot Kaliurang

MELANCONG ke Kaliurang, hampir pasti menjadi kurang komplit jika tidak mampir dan mencicipi camilan lokal dan terkesan ndeso berupa jadah dan tempe bacem yang banyak dijajakan di sana. Di seputar Tlogo Putri misalnya, penjaja jadah tempe bersliweran dengan tenggok khasnya. Tetapi jangan salah, di antara yang bersliweran itu ada ada produk yang sama yang kemudian beken dengan sebutan Mbah Carik. Bisa jadi memang dialah pionernya, yang jelas hingga belakangan ini jadah tempe seolah menjadi maskot bagi obyek wisata Kaliurang.
alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5334809926830080738" />

Menelusur keberadaan jadah Mbah Carik, sekitar tahun 1930 saat Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono IX masih bertahta, orangtua Sudimah, Pak Sastrodinomo yang tercatat sebagai carik desa, sesekali mendapat giliran untuk caos dhahar ke keraton. Sebagai orang desa, Sastrodinomo memang hanya bisa membuat menu ndeso berupa sego jagung (nasi jagung). Pihak kasultanan pun memaklumi kenyataan tersebut, tetapi suatu saat datang sentilan dari keraton.
“Mbok aja ming jagung terus, coba gawe liyane (mbok jangan jagung melulu, sesekali cobalah bikin menu yang lain)!” demikian kira-kira isi sentilan dimaksud. Dari situ kemudian keluarga Sastro menyiapkan menu lain berupa jadah. Ternyata kemudian, para kerabat kasultanan memujinya karena dinilai enak sekali, apalagi disertai tempe bacem yang menjadikannya sangat pas dan cocok untuk dinikmati Merasa mendapat angin segar, keluarga Sastrodinomo pun kemudian memutuskan untuk menjualnya juga di kawasan wisata Kaliurang.
Setelah sekian lama dipasarkan dan ternyata banyak diminati pengunjung, warga sekitar pun ikut-ikutan memproduksi dan menjualnya di lokasi yang sama. Yang membedakan, saat itu keluarga Sastro tidak menjajakan secara keliling, tetapi sudah manggrok di emplek-emplek ala kadarnya, tidak jauh dari Tlogo Putri. Suatu saat, ketika garwo dalem Sultan HB IX, KRAy Hastungkoro berkesempatan ameng-ameng ke Kaliurang, mampir juga ke warung Sastro, membeli sembari memberi saran.
“Sing adol jadah wis akeh, mbok warungmu diapikke, tur ya dijenengi upama Mbah Carik (yang jual jadah ternyata sudah banyak, warungmu mbok diperbaiki, lagian ya dikasih nama, semisal Mbah Carik)!” ujar Hastungkoro. Saran itu pun segera dilaksanakan, dan sekitar tahun 1965 Sastrodinomo mencanangkan nama ‘Mbah Carik’. Jika kini Mbah Carik masih berkibar, memang sudah berganti pengelola, Sudimah Wirosartono, anak ke-4-nya. Sialnya ketika jadah tempe menjadi semakin populer di kawasan Kaliurang, nama Mbah Carik pun bertebaran di sana- sini.
Warung Mbah Carik yang semula berlokasi tidak jauh dari kompleks Wanita Angkatan Udara (Wara), kini sudah dibangun cukup representatif dan bergeser dari lokasi aslinya. Untuk membedakan dengan mbah carik-mbah carik tiruan, milik keluarga perintis itu pun diembel-embali kata ‘asli’. Yang dijajakan bukan melulu jadah dan tempe, tetapi lebih variatif, dari tahu bacem, peyek kacang, grubi, ampyang, bahkan menu-menu santap lainya. Halamanya bahkan cukup untuk parkir beberapa mobil dan motor, sehingga memungkinkan pemelancong Kaliurang berbelanja berbarengan.
Pada hari-hari biasa Sudimah mengaku menghabiskan sedikitnya 15 kg bahan baku beras ketan dan 500 tempe dan 200-an tahu. Namun pada hari libur atau musim wisata, jumlah tersebut bisa melonjak berlipat ganda. Yang menjadi istimewa, jadah tempe produksi Mbak Carik, sama sekali tidak menggunakan bahan penyedap rasa. Demi menjaga keaslian citarasa, memasaknya pun tetap menggunakan kayu bakar. Sebagai warung yang sudah berumur, warung yang satu itu pun sering disebut sebagai klangenan oleh tokoh-tokoh/fugur tertentu.
Tercatat almarhun pelukis Affandi, Bagong Kussudihardjo, Ngarso Dalem Sultan HB IX, HB X, GKR Hemas, Marzuki Usman, Titiek Puspa, Sunyahni, dan banyak lagi pernah mampir dan belanja jadah tempe Mbah Carik sebagai oleh-oleh. Satu yang yang menurut Sudimah menjadi membanggakan, Bung Karno dan Megawati Sukarnoputri (waktu itu masih bocah) pernah juga mampir dan tentu saja membeli jadah tempe. Nah, tak salah, jika dari perjalanan tahun ke tahun, kini Kaliurang pun indentik dengan jatah tempe-nya.adrian

Makin Kecil, Pendapatan Kru Bus Perkotaan

YOGYA (M - pres) – Jumlah bus perkotaan reguler yang beroperasi kini terus menurun. Selain armadanya sudah tua, dan tak mampu meremajakan lagi, para pengguna jasa bus juga beralih ke bus trans. Selain lebih nyaman karena busnya lebih baik, juga tidak berhenti di sembarang tempat. Tarif juga tidak terpaut terlalu jauh dengan bus perkotaan reguler.
“Pendapatan kami sekarang ini makin kecil,” kata Indra, salah satu kru bus perkotaan, ketika dihubungi M-pres kemarin. “Kami masih belum tahu, apakah bisa bertahan sampai 2010 atau tidak. Karena tahun itulah batas akhir yang diberikan Pemda. Bagi yang tak bisa meremajakan bus tentu tak bakal memperoleh izin lagi. Dihapus, dan bakal digantikan bus-bus trans ,” ungkapnya.
Saat ini penumpang yang menggunakan jasa bus reguler sangat kecil, dan menurun tajam. Ini berakibat dari pendapatan yang terus turun. Di tengah harga suku cadang yang terus melambung, dengan setoran yang minim setiap hari – sekitar Rp 40 sampai Rp 60 ribu- tidak mungkin para pengusaha bakal terus bertahan.
Perolehan para kru, baik sopir maupun kernet juga minim sekali. Yang naik justru pengeluaran untuk operasional. Di sejumlah halte swasta yang dijaga timer para kru harus mengeluarkan minimal Rp 2 ribu setiap lewat. Total setiap hari dana yang harus dikeluarkan mencapai Rp 40 sampai Rp 50 ribu.
Bus perkotaan reguler saat ini dilayani oleh 4 koperasi yaitu Kopata, Aspada, Puskopkar, dan Kobutri. Sebagian besar bus - bus yang tidak layak pakai lagi, tidak dioperasikan. Para kru angkutan perkotaan sebagian beralih profesi menjadi sopir bus trans dan kru. Di bus yang saat ini mulai ramai dimanfaatkan warga masyarakat Yogya, gaji yang diterima para kru lumayan baik. Untuk sopir setiap bulannya diperkirakan menerima gaji Rp 2,5 juta. Sedangkan kru Rp 1,8 juta.
Para kru setiap minggunya mendapatkan libur sekali. Lima hari kerja sore, dan lima hari kerja pagi. Jam kerja mereka pukul 05.00 sampai 13.00. Dan 13.00 sampai pukul 21.00.
Yang membedakan dengan kru bus perkotaan reguler, mereka tidak dikejar-kejar setoran. Berhenti dan menurunkan penumpang di tempat yang sudah ditentukan. Pendapatan setiap bulannya pasti. Dan mereka juga tidak terkena potongan di jalan, di luar ketentuan .
nuk

Sambut Pasar Seni Digelar Sepekan Even Spektakuler

YOGYA (M-pres) – Meski belum jadi, dan kemungkinan baru selesai tahun 2011, warga masyarakat Umbulharjo mendukung dan menyambut baik pembangunan pasar seni dan kerajinan di bekas terminal penumpang Yogyakarta (TPY). Saat ini pembangunan baru tahap pondasi awal, dan telah menghabiskan dana lebih dari Rp 3 milyar lewat APBD 2008.
Tahun ini direncanakan akan dilanjutkan lagi pembangunan pasar seni. Lewat dana APBD 2009. Dan secara bertahap, akan disediakan anggaran sampai tahun 2011 mendatang. Pasar ini nantinya akan menampunng para perajin berbagai seni di Kota Yogya. Dan diharapkan mampu mengembangkan kawasan Yogya selatan.
“Warga masyarakat sangat mendukung sekali kehadiran pasar seni. Karena itu kami gelar kegiatan sepakan event spekataukeler (SES), bekerjasama dengan berbagai pihak,” kata Susanto DA, ketua panitia kegiatan SES kepada M-pres kemarin..
Kegiatan yang dipusatkan di pendopo kecamatan Umbulharjo, Jl Glagahsari, utara lokasi pasar seni, berlangsung 26 April sampai 2 Mei lalu. Lewat kegiatan yang didukung sejumlah pihak ini mulai dari kecamatan Umbulharjo, Radio Suara Kenanga, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogya, dimaksudkan juga untuk tetap mempertahankan citra kota Yogya sebagai kota budaya dan pariwisata. Sekaligus juga hiburan bagi masyarakat.
Bentuk kegiatannya antara lain senam lansia, pagelaran keroncong, band nostalgia Koes Plusan. Lomba paduan suara antar PKK se Umbulharjo. Lomba cerdas cermat antar PKK dan BKKBN. Campur sari ringkes, gelar naunsa tradisional, dan gebyar PAUD. Acara ditutup dengan wayang kulit pada 2 Mei lalu. Menampilkan dalang Ki Mas Riyo Manggala Saputra dari Bantul, dengan lakon Wiratha Parwa. Juga penampilan dua dalang wanita juara festival dalang se DIY. Gelar wayang ini menampilkan karawitan Trisno Laras kelurahan Warungboto.nuk

Dampak Pemilu, 2 Bulan Usaha Tetes Rosok Mandek

YOGYA (M-pres) – Pemilu legislatif sudah usai, tapi bagi Joko Ompong masih merasakan dampaknya. Usaha tetes rosok alumunium yang sejak 2 bulan lalu mandek, saat ini masih belum menggeliat. Karena masih mandek sekitar 10 karyawannya terpaksa diliburkan, sambil menunggu membaiknya perekonomian.
“Sudah dua bulan ini kami tak bekerja. Tidak ada pembakaran,” kata Joko Ompong, warga kelurahan Sorosutan, yang tinggal di Sorogenen, selatan SMK 4 Nitikan. Ini dampak dari digelarnya pemilu 2009, termasuk masa kampanye para caleg dari berbagai partai.
Selain karena dampak pemilu, usaha tetes rosoknya berhenti karena stok bahan di perusahaan masih cukup. Perusahaan alat rumah tangga seperti panci, wajan, oven, dan alat lainnya, yang berada di Sorogenen, masih memiliki bahan dasar yang cukup banyak. “Dari pada menumpuk, lebih baik sementara kita hentikan dulu. Nanti kalau sudah jalan, usaha tetes kita aktifkan lagi,” kata bapak dua anak ini.
Sebelum membuka usaha tetes rosokan alumunium, Joka adalah karyawan pabrik alat rumah tangga di Nitikan. Dimulai dari sebagai satpam, yang kemudian menjadi karyawan bagian produksi. Hingga akhirnya, dipercaya oleh pengusaha tempat dia bekerja untuk mengelola usaha tetesnya. “Sudah sekitar 3 tahun ini kami mengelola pembakaran tetes. Saya bersyukur, mulai dari mencari bahan sampai pembuangannya tidak ada masalah,” ungkapnya.
Bahan - bahan rosok untuk dibuat cetakan disuplai dari sejumlah pengusaha rosok di Yogya . Sebagian juga disetor dari pengusaha luar DIY. Harga bahan men-tahnya naik turun. Per kg di atas Rp 15 ribu. Bahkan kadang di atas Rp 20 ribu.nuk








Kisah Penyanyi Malam (1) Santi Namaku…


NAMAKU Santi Maharani, penyanyi di rumah musik dan restoran di Yogya. Aku tak tahu kenapa jadi penyanyi malam, tapi pekerjaan ini sudah kujalani bertahun-tahun dengan segala macam lika-likunya. Pernah dipuja-puja ketika usiaku masih muda. Banyak uang, kehidupanku waktu itu sangat lumayan.

Tapi sebaliknya pernah juga tidak punya job. Untuk menyambung hidup sering kali barang-barangku keluar-masuk pegadaian ‘mengatasi masalah tanpa masalah’. Betapa tidak? Aku harus tetap hidup dan menghidupi anakku. Sekarang bocah itu sudah lulus SMK sebentar lagi jadi mahasiswa dia ingin kuliah di ISI.
Kuceritakan kisah ini apa adanya. Sekarang kan zaman transparan tak perlu menutup-nutupi. Bekerja jadi penyanyi mmemang harus tampil glamour. Yah apa boleh buat, dunia kami memang menuntut begitu.
Pertama kali berdandan seperti ini, bukan hanya orang-orang di dusunku yang kaget, aku sendiri pun risih. Kami sekeluarga lahir dari keluarga sederhana dan sejak kecil tinggal di desa, ayahku seorang PNS.
Pertama kali minta izin ortu untuk nyanyi di pub atau restoran, ayahku marah dan curiga. “Cah wedok bengi-bengi dolan. Nyanyi kok jam 11 malam, terus yang mau nonton siapa?. Jangan-jangan kamu bukan nyanyi, tapi kerja yang tidak bener,” kata ayah.
Meski sedih dan sakit hati dicurigai ayah, pelan-pelan aku jelaskan bahwa pub atau rumah musik di manapun, baru buka pukul 22.00. Orangtuaku tetap sulit percaya. Sampai pada suatu hari Tuhan memberi petunjuk.
Hari itu aku dapat job nyanyi dengan sponsor sebuah produk rokok nasional, atas izin panitia semua penyanyi dan personal grup band ku usung ke rumah. Orang tuaku kenal dan melihat bagaimana kami latihan, berdandan dan bersiap-siap. Ketika aku benar-benar tampil di TV, ayah baru mesam-mesem, bangga.
Mungkin pembaca bertanya-tanya, dari awal aku hanya menceritakan diriku dan anakku. Lalu siapa suamiku, kerja di mana dan seterusnya.
Jadi ’Single Parent’
Jujur saja, statusku janda. Belum selesai sekolah di SMK aku hamil dan suamiku pergi entah ke mana. Aku jadi single parent, jadi ibu sekaligus ayah bagi anakku. Hidup dari menyanyi sebisanya, dari pub ke restoran, dari loby hotel ke pesta pernikahan, juga dari lapangan ke lapangan menyanyi untuk kampanye caleg dan berbagai partai.
Aku tak punya pelatih atau guru. Belajar lagu hanya lewat radio atau kaset. Latihan gaya di depan cermin atau menimba ilmu dari penyanyi dan pemusik lain yang lebih senior. Mula-mula hanya ‘laku’ menyanyi di RT dan RW untuk mengisi acara 17 Agustusan, lalu jadi kenek atau membantu penyanyi senior. Akhirnya, pelan-pelan dipercaya menyanyi di restoran Takashimura (TM) di jalan Solo, diiringi sekaligus dilatih oleh mas Totok Gunawan, pemusik tunanetra. Sayang, Takahimura sudah kukut. Setiap kali melewati jalan Solo, aku sering menangis melihat restoran TM yang ikut membesarkanku.
Penyanyi malam akrab dengan resiko dan gosip miring, terkadang dilecehkan, dianggap pelacur, kerja kok malam-malam…dst. Lho, padahal banyak perempuan bekerja malam: dokter dan perawat di RS, penyiar radio, operator telepon, resepsionis hotel dst. Tapi mengapa mereka tidak pernah digosipkan dan diapa-apakan?
Honor penyanyi malam amat kecil. Untung sering mendapat tips atau sawer dari pengunjung. Uang ini dibagi adil dengan player atau pemain musik. Itu kalau nasib sedang bagus, tapi pernah semalaman hujan lebat, tak ada tamu di restoran. Atau listrik mati sehingga restoran tutup awal. Juga bukan rahasia, ada tamu mabuk dan membuat kisruh, berkelahi.
Tentang tamu yang jatuh cinta, kejadian seperti iiu ‘bukan berita baru’. Sebagai penyanyi malam aku harus adil, rajin mendatangi dan meyapa tamu dari meja ke meja, mengajak mereka menanyi di panggung. Jika lupa menyapa, tamu yang merasa sudah akrab jadi marah atautersinggung. Belum lagi cerita pulang dari menyanyi diikuti penggemar sampai ke rumah sampai ditawari uang besar asal mau ‘diapa-apakan’. Aku marah, tapi posisiku begitu lemah. Aku hanya menangis meratapi nasib. Suryadi AP
(MINGGU DEPAN: “Ikut Antri BLT”)

Album Musik Kita

Gambul Sentil Dinas Pariwisata
BELUM kenal wisata Yogya kalau belum mengenal pemusik jalanan, yang saban malam bermain di lobi hotel dan restoran besar di Yogya. Nama akrabnya Gambul (30). Bukan nama asing d kalangan para petinggi dan birokrat bidang pariwisata di kota ini.
“Saya salut dengan padatnya jadwal atau kalender seni di kota ini. hanya kami sayangnkan ternyata panitia masih sering ‘lupa’ menjawil kami, para seniman musik jalanan, yang tiap malam menghibur tamu di berbagai hotel dan restoran bersama para artis lokal,” katanya.
Pria yang merintis musik dengan menghibur tamu di warung Soto Sulung di emplasemen stasiun Tugu ini ingin sekali membawakan suara rekan-rekannya sesama seniman jalanan atau ‘pengamen’ hotel dan restoran, tetapi masih jarang anggota Dewan atau birokrat yang membela kepentingan seniman-seniman ‘miskin’ ini.
“Diakui atau tidak, kami adalah salah satu pelaku seni dan pekerja pariwisata di Yogyakarta. Dibanding rekan-rekan seniman di Bali, kam masih jauh ketinggalan dalam banyak hal termasuk dalam perolehan suara, eh sori, maksud saya: perolehan rezeki…,” katanya sambil tersenum.
Sentilan mas Gambul ini agaknya sebuah PR untuk para calon anggota Dewan yang sebentar lagi bakal duduk di gedung DPR. Ayo, buktikan janji-janji Anda saat kampanye kemarin…sap
Gaya ‘Rockabilly’ Masuk Yogya
‘VIRUS’ musik rock n roll gaya Elvis Presley tahun 1960-an, diam-diam mulai bangkit di Yogya, dengan munculnya grup beraliran rockabilly. Sebuah tten aliran baru yang saat ini sedang nge-tren di pulau Bali. Perkakas musiknya tergolong sederhana, yakni gitar drum dan (ini yang khas) bass betot. Secara langsung atau tidak, ini membuktikan, Yogya memang kota tujuan wisata kedua setelah Bali. Banyak turis asing yang mulai tergila-gila aliran musik yang awalnya dianggap ‘aneh’ dan ‘ndeso’ini. Selama ini mereka hanya tahu rockabilly ada di Bali, kaget ketika di Yogya ternyata aliran musik ini sudah bisa ditemui.
Pekan lalu M-pres bertemu Hendy, remaja 18 tahun pelajar Sekolah Menengah Musik (SMM) Negeri Yogyakarta sedang latihan di studio musik bersama tiga rekannya.
“Musiknya beraliran rock n roll, yang membuat penampilannya khas adalah kehadiran instrumen kuno, bass betot atau string bass. Alat musik yang satu ini agak sulit dicari di toko alat, kami memesannya sendiri ke perajin gitar, harganya Rp 750 ribu, “: kata Hendy. Grupnya bernama ‘Bloody Hollow’ dengan personal: Hendy (guitar/ backing vocal), Gordho (vocal), Valent (bass betot) dan Rengga (drum). Base Canp di studio Seventeen, Perum Green House phone 08995499313. sap.
.
Hesty Brizha, Di mana Anda ?
PEREMPUAN penyanyi rock kelahiran Magelang, yang albumnya sempat meledak era 1980-an, Hesty Brizha, lama tak terdengar kabarnya. Sampai awal tahun 200-an Hesty masih mengisi jadwal nynyi di resto Takashimura )TM) jalan Solo, resto ini kini tinggal namanya, setelah kontrak gedungnya habis, dan tidak bisa diperpanjang. Sang pemilik, Benny, saat ini malah ikut anaknya ke Amerika.
Hesty sudah tidak menyanyi ketika TM masih berjaya. Dari beberapa sumber, M-pres memperoleh berita, penyanyi bersuara khas itu mengikuti suami yang berdinas di luar Jawa. Upaya pelacakan sampai ke blog di internet belum membawa hasil. Satu-satunya data yang ditemukan hanya foto Hesty di situs Google ini.
Masyarakat Yogya ingat, tahun 1990-an penyanyi yang pernah kuliah di Akademi Akuntansi ini ditunjuk untuk mendampingi ‘Miss Universe’ yang waktu itu berkunjung ke Yogya. Hesty menyanyi di Hotel Mustika Sheraton disiarkan televisi secara langsung. Tapi sejak saat itu Hesty tak lagi muncul sampai sekarang. sap

Yon Koeswoyo tak Pernah Tua


NAMA aslinya Koesyono, lahir di kota kecil. Tuban, Jawa Timur, Jumat Legi, 27 September 1940, dikenal sebagai Yon Koeswoyo personel Koes Plus. Dalam buku otobiografi ‘Panggung Kehidupan Yon Koeswoyo’ terbitan Chandra Awe Selaras, Jakarta.Yon mengaku tidak bisa menulis, kecuali menulis lagu. Ketika seorang penggemar berat Koes Plus minta Yon menulis perjalanan hidupnya, Yon menulis memoar dengan tulisan tangan pada buku tulis bersampul tebal, mirip catatan para tukang kredit di kampung-kampung. Tulisan tangan asli itu oleh adik iparnya ditranskrip ke komputerdan diserahkan ke penerbit.
Hidup yang Sepi

Masa jaya Koes Plus era tahun 1971-1976. Banyak riwayat menarik dari lagu-lagu Koes Plus, yang diciptakan Yon. Antara lain lagu ‘Hidup Yang Sepi’, lagu ini lahir ketika Yon benar-benar sepi, sebagai pria lajang tanpa kekasih. “Kalau nyanyi lagu itu mata saya sering mbrebes mili,” katanya..
Yon mengungkap kisah masa remaja termasuk kisah cintanya dengan pemain drum grup band Dara Puspita, Susy Nander. Kisah cinta dengan dara berpita itu, oleh Tony Koeswoyo diabadikan dalam lagu Andaikan Kau Datang yang dilantunkan Yon. Lagu ini tetap melegenda sampai sekarang.
“Andaikan kau datang kemari, jawaban mana yang kan ku beri. Adakah jalan yang kau temui, untuk kita kembali lagi…”
Dalam biografinya Yon juga menuliskan kisah cintanya dengan istri terdahulu, dan istrinya sekarang, Bonita Angelia. Di antara anak-anak Yon, hanya Otmar Veda (29) alias David yang mulai mengikuti jejak ayahnya, sebagai penyanyi dalam kelompok Junior.
Dalam Koes Plus, kini hanya Yon satu-satunya anggota keluarga pak Koeswoyo yang masih aktif bernyanyi dengan membawa nama Koes Plus. Sepeninggal Tony tahun 1987, Koes Plus agak menyurut. Yon hidup dari jual-beli mobil dan menyewakan rumah.
Baru pada tahun 1993 Koes Plus bangkit lagi dengan formasi Yon, Yok, Murry, plus personel pendukung yang berganti-ganti.setelah itu ternyata Yok mundur, tapi Koes Plus terus bernyanyi digawangi Yon dan Murry berikut dua pemain lain.
Koes Plus jaya pada era 1970-an. Tetapi pada medio 1990-an grup ini hanya ‘laku’ bermain di kafe saja, sebagai band atau grup nostalgia. Yon mengaku penampilan Koes Plus versi nostalgia itu toh bisa menambah penghasilan yang sangat berarti . Sebelum itu pada pertengahan 1990-an Yon Koeswoyo hidup sulit dan pas-pasan, nyaris miskin. Ketika istrinya melahirkan, Yon tak punya uang sama sekali.
“Untuk bayar biaya Rumah Sakit bersalin Rp 1,5 juta. aku harus pinjam uang kesana-sini”...katanya..
Sampai hari ini Koes Plus tetap bertahan meski tinggal Yon Koeswoyo satu-satunya personel yang orisinal. Yon tampil dengan pemain muda yang berusia sekitar 25 tahun. ‘Rasa Koes Plus’ nya masih tetap terasa karena suara Yon jadi salah satu unsur pembangun karakter Koes Plus.
Dalam Koes Plus, suara Yon memang dominan meski Yok, Tony, dan Murry juga tampil sebagai penyanyi. Lagu Kolam Susu adalah suara Yok, suara Tony terdengar lewat lagu Keroncong Pertemuan. Tapi vokal Yon memang mendominasi pada sebagian besar lagu kondang Koes Plus, seperti Kembal ke Djakarta, Kisah Sedih di Hari Minggu, Hidup Yang Sepi.
Yon Koeswoyo, meski umurnya hampir 70 tahun, tapi penampilannya terkesan jauh lebih muda. Kata Yon, itu karena terbawa penampilan sang istri, Bonita, yang masih muda.
“Disamping itu saya tidak pernah berpikiran kalau (saya) sudah tua,” kata Yon yang kini tinggal di rumahnya yang luas dan teduh di kawasan Pamulang, Tangerang, Banten. Di rumah seluas 2.500 meter itu tiap hari dia menyapu dan memotong rumput. Itulah yang konon membuat saraf dan ototnya bergerak dan hidup. Dia menjalani hidup dengan rasa syukur dan optimistis. Sikap itulah yang membuatnya ayem.
suryadi ap/ sumber: Sonora FM

PKL dan Parkir Jalan Prof. Yohanes Ditertibkan


YOGYA (M-pres) – Upaya penertiban kawasan yang rawan kemacetan bagi pemakai jalan dan lalulintas oleh Pemda kota terus ditertibkan. Jalan yang sering terjadi kemacetan terutama di jalan Prof. Johanes, pada jam-jam tertentu terjadi kemacetan. Agar arus tidak menumpuk dan memadati kawasan tersebut, Dinas Perhubungan KotaYogyakarta, menerapkan kebijakan parkir hanya di sisi timur, sedangkan di sisi barat tidak diizinkan untuk parkir. Penerapan parkir di sisi timur, sebagaimana diungkapkan, Purnomo Rahardjo, dari Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, karena banyaknya masukan dan saran dari masyarakat di jalan Prof.Yonanes seringmacet yang disebabkan penataan parkir.
“ Penerapan parki hanya dizinkan di sebelah timur, di samping itu penerapan sisi timur untuk parkir, sudah melalui berbagai kajian dan masukan masyarakat,” ujar Kabid Lalu lintas, Purnomo Rahardjo, pekan lalu.

Dikatakan, pihaknya juga sudah memasang rambu-rambu lalu lintas, parkir hanya di sebelah timur saja. Untuk penertiban, mulai dari perempatan Galery sampai ke utara, trotoar Galeri akan ditertibkan, karena lahan trotoar digunakan untuk pejalan kaki, jadi tidak dibenarkan trotoar untuk lahan parkir.Kendaraan yang diparkir di trotoar akan ditertibkan. “Untuk menertibkan tidak bisa seketika, karena perlu sosialisasi, disamping menyangkut nasib juru parkir yang ada di sana. Kami juga akan mengadakan koordiansi dengan pihak Galeria,” tuturnya. Demikian pula, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta karena diseputra jalan Prof. Yohanes banyak tumbuh pedagang kaki lima (PKL) yang seeanaknya meletakkan barang dagangan di tempat –tempat terlarang, bahkan menganggu pejalan kaki. “ Harus dikaui, salah satu penyebab kemaceten lalu lintas di jalan tersebut, karena banyak PKL yang ada di jalan tersebut.”ungkapnya. san

Sosok Minggu Ini

Soal Pemecatan Lurah
KEPALA Bagian Pemerintahan Desa (Kabag Pemdes) Pemkab Sleman, Drs Joko Supriyanto mengaku pekerjaannya makin padat dan berat, tetapi irama kerjanya tetap menggelinding lancer. “Kabag Pemdes itu ibarat ‘bapaknya lurah’. Kami ini tempat mengadu dan menyelesaikan masalah, sepanjang para lurah juga mau terbuka kalau punya masalah,” katanya.
Yang biasa terjadi, katanya, kades bingung dan nabrak sana-sini setelah persoalan mereka menjadi kasus. Lha kalau sudah ditangani Polisi, Pemdes tak bisa apa-apa. Itu ‘di luar servis area’ kami, kata mantan Camat Depok ini.
“Bagaimana kalau asa lurah melanggar hukum, apa serta merta dihentikan?,” Tanya M-pres.
“Tergantung. Bisa ‘ya’, bisa ‘tidak’ (dipecat). Kalau hukumannya dibawah 5 tahun tidak dipecat. Misalnya lurah desa X divonis 3 tahun, selesai menjalani hukuman dia bisa menjabat lagi. Lurah Z dihukum 6 tahun, tanpa menunggu pidananya selesai, dia langsung dipecat. Mengapa begitu? tanyakan ke DPR yang membikin UU,” ujarnya. sap/ one

Gulat Putri Banyak Peminat
SUNARTO, SH karyawan Kejaksaan Negeri Wonosari Gunungkidul perawakannya biasa saja. Tak banyak yang tahu, pria ini adalah seorang pegulat dan pengurus PGSI Pengkab Gunungkidul. Di Gunungkidul, katanya, olahraga gulat semakin diminati dari tahun ke tahun. Uniknya, di Gunungkidul justru pegulat putri yang yang jumlahnya makin bertambah.
“Dalam Popda DIY tahun 2008, PGSI Gunungkidul mengirimkan atlet putra dan putrid, keduanya memperoleh medali emas, “ kata Sunarto. Latihan rutin berlangsung hari Selasa, Kamis dan Sabtu di aula SMK 45 Wonosari, pelatihnya Bekti Styanto.
Khusus remaja yang suka iseng, Sunarto wanti-wanti agar berhati-hati kalau kalau berniat menggoda cewek Gunungkidul, siapa tahu mereka ternyata pegulat putri yang siap melawan. “Hati-hati, tubuh manusia itu memiliki bayak titik lemah dan bisa mematikan hanya dengan sekali ‘sentuh’. Begitu kata Sunarto SH. sap

Tidak Kapok Jadi Pegulat
MASIH soal gulat, di kabupaten Kulonprogo nama Mursanto, Spd (42) bukan nama asing di dunia olahraga ini. Dia adalah Ketua Gulat Pengkab Kulon Progo, sekaligus pelatih gulat di Sasana Panti Pelajar, depan gedung Kejaksaan Negeri Wates. Pak Guru ini mengaku gemar olahraga gulat sejak kecil. Biasa jatuh-bangun sampai tulangnya retak, tetapi tidak ‘kapok’.
“Kita sedang mengembangkan gulat amatir di kabupaten Kulon Progo,” katanya ketika ditemui Rabu malam.
Kariernya di olahraga gulat diawali justru dari olahraga angkat besi. Mursanto meraih prestasi The Best Lifter PABBSI 1985-1990 dan lifter terbaik se DIY, pernah meraih medali perak pad kejuaraan nasional 1994.
Pria berotot ini memiliki banyak prestasi di Olahraga lain, yakni Pencak Silat, Ttarung Drajat sebagai atlet dan pelatih. Jabatannya kini Ketua PGSI Pengkab Kulon Progo, drbgai atlet tahun 1991-1997, meningkat jadi pelatih. Meraih juara I DIY 1995 dan masuk atllet 4 besar nasional tahun 1996. dia juga duduk sebagai pengurus KONI Kulon Progo selama 2 periode. des

IBNU SUBIYANTO: “Tangan Saya tak Bisa Menjangkau…”


BUPATI Sleman Drs H Ibnu Subiyanto, Akuntan, Kamis benar-benar santai. Kalau biasanya dia agak irit bicara dengan pers, hari itu hampir 60 menit duduk di kursi dan ngobrol dengan wartawanm seuasai melantik 20 orang lurah desa terpilih dalam ‘Pilkades Dipercepat’ yang berlangsung Februari 2009 lalu.
“Bapak-bapak lurah atau Kades yang hari ini duduk di pendapa kabupaten untuk menerima SK pelantikan, sudah seharusnya berterima kasih kepada para jago lain di desa masing-masing, yang tidak terpilih atau kalah dalam Pilkades. Sebab kalau mereka tidak kalah, mustahil Anda terpilih jadi Kades di desa masing-masing,” katanya.
Ibnu mengingatkan, Kades baru agar berhati-hati membubuhkan tandatangan dalam urusan tanah atau kekayaan desa. Banyak Undang Undang dan Perda baru. Kalau tidak hati-hati bisa menjerat para lurah desa ke ranah hukum.
“Kalian bisa masuk penjara hanya karena salah dalam bertandatangan. Entah Anda sengaja atau khilaf sanksi hukumnya masuk penjara,” tegas Bupati. Dia mengingatkan para Kades banyak bertanya kepada Camat atau langsung ke Pemkab.
Sudah banyak contoh, katanya. Ada lurah atau perangkat sudah dan sedang diperiksa Jaksa atau Polisi, lantaran disangka tersangkut masalah tanah.
Sementara itu kepada wartawan yang menemuinya usai pelantikan, Drs Ibnu Subiyanto mengakui, sampai sekarang masalah tanah di Sleman banyak yang ‘terlanjur ruwet’misalnya bangunan di sepanjang Selokan Mataram yang seluruhnya tanpa izin.
“Saya bukannya tak tahu soal itu. Tapi tangan kami Cuma dua, tak mungkin menjangkau semua persoalan kalau bisa ditututi (dikejar-Red) kita proses izinnya.Tapi kalau sudah jadi urusan hukum, kami tak bisa nututi. Hukum bukan domain Kabupaten, tetapi punya Polisi atau Jaksa. Yang penting lurah harus hati-hati dan jangan gegabah membubuhkan tanda tangan, demikian Ibnu Subiyanto. sap/ deb/ one

Perolehan Kursi 9 Besar Partai Pemilu 2009

Shireen Sungkar Berdoa untuk Antasari Azhar


KASUS yang menjerat Ketua KPK non aktif Antasari Azhar membuat artis Shireen Sungkar prihatin. Bintang sinetron Cinta Fitri ini mendoakan Antasari mendapatkan yang terbaik.
"Kita berdoa yang terbaik. Mudah-mudahan sih keluarga pak Antasari bisa tabah menghadapi masalah ini karena memang ini masalah berat banget. Apalagi menjadi fokus perhatian semua orang," ungkap Shireen yang ditemui di Studio Penta, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (7/5/) pekan lalu.
Menurut anak Mark Sungkar ini, kasus yang menimpa Antasari merupakan bagian dari cobaan yang diberikan Tuhan.
"Hidup enggak mungkin lurus saja. Pasti ada cobaannya. Katanya sih, orang semakin baik, semakin berat juga cobaannya. Sekarang tergantung bagaimana kita menyikapi cobaan itu," ucapnya bijak seperti dikutip okezone.
Perihal adanya isu asmara Antasari dengan caddy Modernland Rani Juliani, Shireen tak mau berkomentar.
"Kita enggak mau tahu soal itu. Kita yakin kebenaran pasti akan terungkap. Biar masalah ini juga cepat selesai," tandasnya. me/okez

Kemenangan Bakal Digugat Demokrat Tetap Pede

JAKARTA (M-pres) - Kemenangan Partai Demokrat yang diragukan banyak pihak dan bahkan dicurigai sebagai kecurangan, tak menyurutkan kepercayaan diri partai berlambang bintang mercedez ini.
Saat disinggung Demokrat bakal digugat kemenangannya, Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo malah mengusulkan agar gugatan itu dilayangkan kepada penyelenggara pemilu saja, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Demokrat itu tidak bisa digugat, tapi KPU saja karena dia selaku penyelenggara pemilu, sedangkan Demokrat hanya peserta. Itu mekanismenya," ucap dia saat jumpa pers di Bravo Media Center, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Minggu (10/5).
Sementara, kata Hadi, Demokrat akan selalu patuh dan taat pada hukum yang diputuskan Mahkamah Konstitusi (MK). Demokrat sendiri, tambah dia, tidak akan menggugat.
"Kami juga mempersilakan kepada parpol yang akan menggugat hasil rekap ke MK. Di sini Demokrat tidak akan gugat menggugat, tentunya kami akan memberikan dukungan asal sesuai dengan hukum," tandas Hadi seperti dikutip okezone.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Yahya Sacawirya menambahkan, kemenangan suara Demokrat yang naik hampir 300 persen bukanlah sesuatu yang negatif.
"Kita tidak melihat itu negatif tapi kita analisa sebagai perbandingan," imbuhnya.
Kemenangan Demokrat pada 2009 dinilai sangat fantastis mengingat pada Pemilu 2004 lalu berada di urutan keempat setelah Partai Kebangkitan Bangsa. me/okez

Perolehan Suara Nasional & Perolehan Suara Provinsi DI Yogyakarta

Petaka Rani dari Sebuah Nikah Siri


SANG caddy Rani Juliani mungkin tak pernah berpikir kisah hidupnya akan menjadi seruwet ini. Kisah Rani mulai menjadi bermasalah ketika dia memutuskan untuk menikah siri dengan seorang pengusaha pada 2007 silam.
"Rani sudah menikah secara siri sejak tahun 2007 lalu, tapi pernikahan itu tak diberitahu ke warga. Kami dan warga hanya mengetahui jika Rani sudah punya suami," ujar Sidik ketua RT di mana Rani tinggal.
Namun semenjak menikah, aku Sidik, Nasrudin tak pernah muncul di kediaman Rani. Bahkan, ketika kasus pembunuhan Nasrudin terungkap, kedua orang tua Rani, yaitu Endang M Hasan dan Kustihartini sudah lama meninggalkan rumahnya.
"Ceuceu Kus dan Pak Hasan sudah lama tidak keliatan sejak kejadian itu," papar Sidik seperti dikutip okezone.
Sementara itu berdasar informasi dari sejumlah warga di sekitar rumah Rani, caddy manis tersebut merupakan sosok yang supel dan ramah. Wajahnya agak oriental dan bersih, namun warga menilai Rani jarang pulang ke rumah. Setiap pulang biasanya Rani tidak lama dan kemudian pergi kembali.
Tidak hanya itu saja, kharismatik Rani juga memberikan daya tarik bagi para pemuda sekitar. Akan tetapi, Rani tidak memberikan kesempatan bagi para pemuda itu untuk memberikan perhatian dan perasaannya. Rani lebih memilih laki-laki yang usianya jauh di atas dirinya. Dan itu terbukti setelah dirinya mau dinikahi secara siri oleh Nasrudin
Karena pernikahan siri itu, kehidupan Rani menjadi ruwet. Dia juga dikabarkan terlibat kisah cinta segitiga yang membuat suami hasil pernikahan siri itu tewas ditembak. Andai saja Rani tak menikah siri, tentu tak menjadi seperti ini.

Akhirnya Bicara
Rani yang diisukan menjadi penyebab terbunuhnya Bos BUMN Nasrudin Zulkarnaen, akhirnya angkat bicara. Dia meminta keluarga untuk tidak memberikan keterangan seputar dirinya, agar tidak memperkeruh suasana.
Penuturan Rani itu disampaikan Erwin Budi Ryansyah, kakak kandung Rani, di rumahnya, RT 02 RW 01 Nomor 20 Kelurahan Poris Plawad Indah, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Jumat (8/5).
Pernyataan Rani ini, lanjutnya, sama persis dengan ungkapan yang disampaikan Rani melalui telepon saat dia bersama keluarganya berkumpul di Jakarta. Meskipun dia tidak menyebut lokasi persisnya di mana.
Demikian halnya saat ditanya mengenai keberadaan Rani saat ini. "Bisa juga di Jakarta, bisa juga di mana, yang pasti kondisi fisik maupun psikologis dia baik-baik saja," ujar Erwin seperti dilansir okezone.
Erwin juga membantah semua pemberitaan tentang adiknya dan keterlibatannya dalam kasus tewasnya Nasrudin. "Masa bodoh, yang pasti kami tahu tentang keluarga kami dan siapakah Rani," katanya.
Dengan permintaan bungkam ini pula, kemungkinan rencannya konferensi pers yang akan dilakukan Rani batal karena Rani enggan memberikan keterangan. "Kami serahkan semuanya kepada penyidik. Sabar ya Rani, kami di sini akan membantumu," tegasnya sambil mengepalkan tangan.

Antasari Akui Bertemu
Adanya kabar pertemuan antara Ketua KPK nonaktif Antasari Azhar dengan caddy Modernland Golf, Rani Juliani, akhirnya dibenarkan oleh yang bersangkutan. Namun pertemuan tersebut terkait penawaran bagi Antasari untuk menjadi member Modernland Golf.
"Yang saya dengar, Rani datang. Kapasitasnya, Rani meminta Antasari untuk bergabung kembali menjadi member Modernland Golf," papar kuasa hukum Antasari, M Assegaf, kepada para wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (6/5).
Pertemuan tersebut terjadi di Hotel Gran Mahakam. Namun pertemuan tersebut tidak direncanakan. Karena pada saat itu Antasari berencana menemui kedua tamunya di Gran Mahakam. Assegaf mengaku tidak mengetahui keperluan Antasari sebenarnya di hotel tersebut.
Pada saat bersamaan, Nasrudin yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran, juga menghubungi Antasari dan meminta bertemu. Nasrudin menurut Assegaf memang seringkali bertemu Antasari untuk membicarakan kasus-kasus.
"Jadi dia (Antasari) bilang, ya sudalah kalian datang ke sini. Saya juga sedang menunggu tamu," ujar Assegaf.
Setelah Rani datang, tidak berapa lama kemudian Nasrudin datang. "Anda bisa menafsirkannya sendiri," katanya pada wartawan. Assegaf juga tidak mengetahui mengapa pertemuan Antasari dengan Rani hingga ke kamar hotel nomor 808.
Kaitan Antasari dengan Rani, sejauh yang diketahui Assegaf, saat Antasari masih menjadi jaksa seringkali bermain golf bersama teman-temannya di Modernland Golf. Sementara Rani sudah bekerja di Modernland Golf.
Sementara mengenai kasus-kasus yang dibicarakan Antasari dan Nasrudin apakah terkait kasus-kasus di KPK, Assegaf mengatakan dirinya belum mengetahui hingga sejauh itu. Begitupun dengan pertemuan keduanya di Jalan Pati Unus, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. me/okez

PKDI Pemohon Pertama Sengketa Pemilu PKB Segera Menyusul

JAKARTA (M-pres) - Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI) menjadi pendaftar pertama untuk melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi atas ketetapan hasil perhitungan KPU yang disahkan Sabtu malam (9/5).
Menurut informasi yang dirilis MK, pendaftaran permohonan yang ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PKDI, Roy Pening tersebut diajukan oleh kuasa hukum PKDI, Petrus Jaru, Peter Ponda dan Davy Radjawane.
Pemohon menganggap telah terjadi penggelembungan suara yang mengakibatkan berkurangnya perolehan suara PKDI di daerah pemilihan Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan pengumuman nasional hasil perhitungan suara Pemilu oleh KPU pada Sabtu (9/5), Mahkamah Konstitusi telah membuka pendaftaran permohonan perkara sengketa perhitungan suara Pemilu 2009 untuk tingkat DPR pukul 22.02 WIB, DPD pukul 23.48 WIB, dan DPRD pukul 23.50 WIB.
Penutupan pendaftaran permohonan perkara sengketa hasil Pemilu 2009 akan dilaksanakan pada Selasa (12/5) untuk tingkat DPR pukul 22.02 WIB, untuk tingkat DPD pukul 23.48 WIB, dan untuk tingkat DPRD pukul 23.50 WIB.
Menurut keterangan Ketua MK Mahfud MD Kamis (7/5) lalu, MK hanya menerima permohonan sengketa hasil perolehan suara antar partai politik dan calon anggota DPD. Sengketa hasil yang diproses MK adalah yang dapat memengaruhi perolehan kursi atau lolos tidaknya partai politik dari ambang batas parlemen 2,5 persen.

PKB akan Menyusul
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi berkaitan dengan dugaan penggelembungan suara di sejumlah provinsi dalam pemilu legislatif lalu.
Sekretaris Jenderal PKB, Lukman Edy yang hadir dalam rapat pleno penetapan hasil pemilu legislatif di kantor Komisi Pemilihan Umum Sabtu malam (9/5) mengatakan saat ini partainya tengah mengumpulkan sejumlah bukti kecurangan tersebut.
"Kami akan ajukan gugatan terkait pemilihan di empat provinsi yaitu Papua, Bengkulu, Sumatera Utara dan Maluku Utara," katanya seperti dikutip okezone.
Proses rekapitulasi suara di sejumlah provinsi diduga sarat dengan manipulasi yang menguntungkan partai tertentu dan merugikan partai lain. KPU sempat menunda penghitungan suara di beberapa provinsi karena diprotes oleh saksi partai politik.
Misalnya di Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Kaur di Bengkulu, Kabupaten Tulang Bawang Lampung, dan provinsi Papua.
Pada saat rekapitulasi di Hotel Borobudur beberapa waktu lalu, umumnya saksi mempertanyakan kejanggalan-kejanggalan seperti perolehan suara partai tertentu yang berubah dari tingkat kecamatan ke kabupaten dan seterusnya ke provinsi. me/okez

Golkar DIY Siap Menangkan JK-Wiranto


YOGYA (M-pres) - DPD Partai Golkar Provinsi DIY dan segenap jajarannya siap memenangkan duet Jusuf Kalla-Wiranto pada Pemilu Presiden 8 Juli 2009 mendatang. Pernyataan kesiapan memenangkan pasangan JK-Win itu dinyatakan Ketua DPD Partai Golkar DIY, Gandung Pardiman, Jumat (8/5) di sekretariat Partai Golkar DIY, Jl Sudirman, Yogyakarta.



Menurut Gandung, seluruh pengurus dan kader di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota di DIY kompak mendukung pasangan capres-cawapres yang diusung Partai Golkar itu. Selain Gandung, para pimpinan Partai Golkar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul, Bantul, Kulonprogo dan Sleman juga memberikan pernyataan yang sama, siap memenangkan JK-Wiranto.
Bila ada pengurus maupun kader Partai Golkar yang menolak pasangan JK-Win, hal itu oleh Gandung dipandang sebagao bentuk pengkhianatan terhadap partai, karenanya perlu ditindak tegas. Atas dasar itulah ia mengecam pernyataan Fadel Muhammad yang mengimbau kader-kaderGolkar di Provinsi Gorontalo agar mendukung capres Partai Demokrat SBY.
"Misalnya, pernyataan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo Fadel Muhammad yang mengimbau seluruh DPD kabupaten/kota di provinsi itu mendukung capres dari Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono," tegasnya.
Gandung menilai JK yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar telah menjalankan mandat dengan menggandeng Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto sebagai cawapres untuk maju dalam Pilpres 2009.
Keduanya, menurut Gandung, merupakan tokoh yang memiliki peran besar dalam perjalanan bangsa ini. JK telah berhasil menjalankan tugas dengan baik di pemerintahan, sementara Wiranto berperan baik dalam bidang lingkungan kemasyarakatan. "Wiranto ketika menjadi Panglima TNI sangat cekatan dalam bertugas, tegas, dan tidak ambisius," jelasnya. sea

JK-WIN Dideklarasikan di Tugu Proklamasi “Pemilihan Umum yang Sebenarnya Baru Dimulai”

JAKARTA (M-pres) - Kepercayaan terhadap hasil survei yang dilakukan lembaga survei kembali menuai kritik. Sejumlah lembaga survei yang menjagokan calon tertentu dinilai Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) seolah-olah pemilu presiden sudah berakhir.

"Justru pemilihan umum itu baru saja dimulai. Maka dari itu kami percaya bahwa seseorang terpilih sesudah pemilu itu sendiri dilaksanakan," ujar JK seusai deklarasi JK-Win di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta, Minggu, (10/5).

Oleh karenanya, sebagai pasangan yang memulai pertama kali mendeklarasikan diri, JK-Wiranto tidak akan ragu-ragu dalam melangkah.

"Insya Allah kita mampu menjalankan dengan baik. Kalaupun yang mendukung persyaratan pilpres adalah partai Golkar dan partai Hanura, saudara-saudara tentu sadar betapa yang dipilih adalah presiden dan wakil presiden, bukan pimpinan partai politik," pungkasnya.

Sebelumnya, sejumlah lembaga survei telah 'memvonis' Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai capres yang tidak ada tandingannya. Bahkan di setiap survei, Ketua Dewan Penasihat Partai Demokrat ini bertengger di posisi puncak.

Terinspirasi Soekarno-Hatta

Gabungan kepemimpinan Jusuf Kalla-Wiranto terinspirasi oleh Founding Fathers Indonesia, Soekarno-Hatta. Berlokasi di Tugu Proklamasi itulah, JK-Wiranto mendeklarasikan diri untuk maju sebagai capres-cawapres di Pemilihan Presiden 2009.

"Soekarno adalah sosok yang gagah, brilian, visioner, dan cepat mengambil tindakan. Muhammad Hatta juga visioner akan kemakmuran bangsa dengan karya dan pikirannya," ujar JK seperti dikutip okezone.

Hatta, kata dia, memahami dengan sangat baik bidang ekonomi, sementara Soekarno mengerti masalah arsitektur, termasuk arsitektur bangsa.

"Gabungan kepemimpinan Soekarno dan Hatta itulah yang memberikan inspirasi kepada kami, sehingga deklarasi secara terbuka ini diadakan di sini, di tempat ini," terangnya.

JK mengatakan, pasangan JK-Wiranto jelas menyampaikan pesan kepada rakyat Indonesia, bahwa cita-cita perjuangan keduanya adalah sama.

"Cita-cita perjuangan kami sama dan sebangun dengan proklamasi, serta cita-cita bapak proklamator bangsa Indonesia ini," tegas tokoh Golkar yang kini menjabat Wakil Presiden.

Teks Deklarasi Capres

Tak hanya terinspirasi sebagai pasangan pemimpin bangsa saja, Jusuf Kalla-Wiranto betul-betul terpengaruh habis hal-hal kepemimpinan dua Founding Fathers Indonesia, termasuk naskah teks deklarasi yang terinspirasi oleh naskah proklamasi.

Teks proklamasi kemerdekaan yang kita kenal dalam ejaan lama berbunyi: "Kami bangsa IndonesiaIndonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja." dengan ini menjatakan kemerdekaan

Kalimat itupun dikombinasi oleh kedua calon presiden dan wakil presiden dari Golkar dan Hanura, hingga menjadi sebuah teks deklarasi yang unik.

"Kami hanya ingin mengatakan, hal-hal yang mengenai pelayanan pemerintah diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya," ucap JK yang berdiri tepat di depan patung Bung Karno di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta itu.

Ketua Umum Golkar ini menambahkan, mereka tidak sedang berbicara tentang kemerdekaan, namun tentang melanjutkan pembangunan bangsa Indonesia.

"Kami di sini tidak berbicara tentang kemerdekaan, tetapi kami dan kita semua berbicara tentang presiden dan wakil presiden untuk melanjutkan pembangunan bangsa," terangnya.

Atas dasar itu, pasangan JK-Wiranto memohon doa restu dari rakyat dan para pendukungnya. Mereka pun berdiri tepat di depan patung Soekarno-Hatta sebagai simbol kepemimpinan Indonesia.

"Kami sadari itu dengan baik, betapa rakyat adalah soko guru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," pungkasnya.

Tunda ke KPU

Pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto batal mendatangi KPU untuk menjadi peserta capres-cawapres pertama yang terdaftar di KPU. Alasannya, persiapan persyaratan keduanya masih belum lengkap.

"Secara prinsip tidak ada masalah, tetapi hanya masalah administrasi dan persyaratan lain seperti persyaratan tes kesehatan dan surat riwayat hidup keduanya belum ditandatangani Kapolri," ujar anggota Dewan Pembina Partai Golkar Fahmi Idris, di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta, Minggu (10/5) seperti dilansir okezone.

Menteri perindustrian itu menambahkan, pendaftaran JK-Wiranto paling lambat akan dilakukan 14 Mei 2009.

Dengan dibatalkannya pendaftaran pasangan capres-cawapres pertama, apakah tidak takut didahului oleh partai lain?

"Nggak apa-apa salip saja, tetapi deklarasi tetap yang pertama, kita bagi-bagi saja lah tidak perlu serakah," kelakarnya. me/okez