
NAMA aslinya Koesyono, lahir di kota kecil. Tuban, Jawa Timur, Jumat Legi, 27 September 1940, dikenal sebagai Yon Koeswoyo personel Koes Plus. Dalam buku otobiografi ‘Panggung Kehidupan Yon Koeswoyo’ terbitan Chandra Awe Selaras, Jakarta.Yon mengaku tidak bisa menulis, kecuali menulis lagu. Ketika seorang penggemar berat Koes Plus minta Yon menulis perjalanan hidupnya, Yon menulis memoar dengan tulisan tangan pada buku tulis bersampul tebal, mirip catatan para tukang kredit di kampung-kampung. Tulisan tangan asli itu oleh adik iparnya ditranskrip ke komputerdan diserahkan ke penerbit.
Hidup yang Sepi
Masa jaya Koes Plus era tahun 1971-1976. Banyak riwayat menarik dari lagu-lagu Koes Plus, yang diciptakan Yon. Antara lain lagu ‘Hidup Yang Sepi’, lagu ini lahir ketika Yon benar-benar sepi, sebagai pria lajang tanpa kekasih. “Kalau nyanyi lagu itu mata saya sering mbrebes mili,” katanya..
Yon mengungkap kisah masa remaja termasuk kisah cintanya dengan pemain drum grup band Dara Puspita, Susy Nander. Kisah cinta dengan dara berpita itu, oleh Tony Koeswoyo diabadikan dalam lagu Andaikan Kau Datang yang dilantunkan Yon. Lagu ini tetap melegenda sampai sekarang.
“Andaikan kau datang kemari, jawaban mana yang kan ku beri. Adakah jalan yang kau temui, untuk kita kembali lagi…”
Dalam biografinya Yon juga menuliskan kisah cintanya dengan istri terdahulu, dan istrinya sekarang, Bonita Angelia. Di antara anak-anak Yon, hanya Otmar Veda (29) alias David yang mulai mengikuti jejak ayahnya, sebagai penyanyi dalam kelompok Junior.
Dalam Koes Plus, kini hanya Yon satu-satunya anggota keluarga pak Koeswoyo yang masih aktif bernyanyi dengan membawa nama Koes Plus. Sepeninggal Tony tahun 1987, Koes Plus agak menyurut. Yon hidup dari jual-beli mobil dan menyewakan rumah.
Baru pada tahun 1993 Koes Plus bangkit lagi dengan formasi Yon, Yok, Murry, plus personel pendukung yang berganti-ganti.setelah itu ternyata Yok mundur, tapi Koes Plus terus bernyanyi digawangi Yon dan Murry berikut dua pemain lain.
Koes Plus jaya pada era 1970-an. Tetapi pada medio 1990-an grup ini hanya ‘laku’ bermain di kafe saja, sebagai band atau grup nostalgia. Yon mengaku penampilan Koes Plus versi nostalgia itu toh bisa menambah penghasilan yang sangat berarti . Sebelum itu pada pertengahan 1990-an Yon Koeswoyo hidup sulit dan pas-pasan, nyaris miskin. Ketika istrinya melahirkan, Yon tak punya uang sama sekali.
“Untuk bayar biaya Rumah Sakit bersalin Rp 1,5 juta. aku harus pinjam uang kesana-sini”...katanya..
Sampai hari ini Koes Plus tetap bertahan meski tinggal Yon Koeswoyo satu-satunya personel yang orisinal. Yon tampil dengan pemain muda yang berusia sekitar 25 tahun. ‘Rasa Koes Plus’ nya masih tetap terasa karena suara Yon jadi salah satu unsur pembangun karakter Koes Plus.
Dalam Koes Plus, suara Yon memang dominan meski Yok, Tony, dan Murry juga tampil sebagai penyanyi. Lagu Kolam Susu adalah suara Yok, suara Tony terdengar lewat lagu Keroncong Pertemuan. Tapi vokal Yon memang mendominasi pada sebagian besar lagu kondang Koes Plus, seperti Kembal ke Djakarta, Kisah Sedih di Hari Minggu, Hidup Yang Sepi.
Yon Koeswoyo, meski umurnya hampir 70 tahun, tapi penampilannya terkesan jauh lebih muda. Kata Yon, itu karena terbawa penampilan sang istri, Bonita, yang masih muda.
“Disamping itu saya tidak pernah berpikiran kalau (saya) sudah tua,” kata Yon yang kini tinggal di rumahnya yang luas dan teduh di kawasan Pamulang, Tangerang, Banten. Di rumah seluas 2.500 meter itu tiap hari dia menyapu dan memotong rumput. Itulah yang konon membuat saraf dan ototnya bergerak dan hidup. Dia menjalani hidup dengan rasa syukur dan optimistis. Sikap itulah yang membuatnya ayem.
suryadi ap/ sumber: Sonora FM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar