Senin, 11 Mei 2009

Album Musik Kita

Gambul Sentil Dinas Pariwisata
BELUM kenal wisata Yogya kalau belum mengenal pemusik jalanan, yang saban malam bermain di lobi hotel dan restoran besar di Yogya. Nama akrabnya Gambul (30). Bukan nama asing d kalangan para petinggi dan birokrat bidang pariwisata di kota ini.
“Saya salut dengan padatnya jadwal atau kalender seni di kota ini. hanya kami sayangnkan ternyata panitia masih sering ‘lupa’ menjawil kami, para seniman musik jalanan, yang tiap malam menghibur tamu di berbagai hotel dan restoran bersama para artis lokal,” katanya.
Pria yang merintis musik dengan menghibur tamu di warung Soto Sulung di emplasemen stasiun Tugu ini ingin sekali membawakan suara rekan-rekannya sesama seniman jalanan atau ‘pengamen’ hotel dan restoran, tetapi masih jarang anggota Dewan atau birokrat yang membela kepentingan seniman-seniman ‘miskin’ ini.
“Diakui atau tidak, kami adalah salah satu pelaku seni dan pekerja pariwisata di Yogyakarta. Dibanding rekan-rekan seniman di Bali, kam masih jauh ketinggalan dalam banyak hal termasuk dalam perolehan suara, eh sori, maksud saya: perolehan rezeki…,” katanya sambil tersenum.
Sentilan mas Gambul ini agaknya sebuah PR untuk para calon anggota Dewan yang sebentar lagi bakal duduk di gedung DPR. Ayo, buktikan janji-janji Anda saat kampanye kemarin…sap
Gaya ‘Rockabilly’ Masuk Yogya
‘VIRUS’ musik rock n roll gaya Elvis Presley tahun 1960-an, diam-diam mulai bangkit di Yogya, dengan munculnya grup beraliran rockabilly. Sebuah tten aliran baru yang saat ini sedang nge-tren di pulau Bali. Perkakas musiknya tergolong sederhana, yakni gitar drum dan (ini yang khas) bass betot. Secara langsung atau tidak, ini membuktikan, Yogya memang kota tujuan wisata kedua setelah Bali. Banyak turis asing yang mulai tergila-gila aliran musik yang awalnya dianggap ‘aneh’ dan ‘ndeso’ini. Selama ini mereka hanya tahu rockabilly ada di Bali, kaget ketika di Yogya ternyata aliran musik ini sudah bisa ditemui.
Pekan lalu M-pres bertemu Hendy, remaja 18 tahun pelajar Sekolah Menengah Musik (SMM) Negeri Yogyakarta sedang latihan di studio musik bersama tiga rekannya.
“Musiknya beraliran rock n roll, yang membuat penampilannya khas adalah kehadiran instrumen kuno, bass betot atau string bass. Alat musik yang satu ini agak sulit dicari di toko alat, kami memesannya sendiri ke perajin gitar, harganya Rp 750 ribu, “: kata Hendy. Grupnya bernama ‘Bloody Hollow’ dengan personal: Hendy (guitar/ backing vocal), Gordho (vocal), Valent (bass betot) dan Rengga (drum). Base Canp di studio Seventeen, Perum Green House phone 08995499313. sap.
.
Hesty Brizha, Di mana Anda ?
PEREMPUAN penyanyi rock kelahiran Magelang, yang albumnya sempat meledak era 1980-an, Hesty Brizha, lama tak terdengar kabarnya. Sampai awal tahun 200-an Hesty masih mengisi jadwal nynyi di resto Takashimura )TM) jalan Solo, resto ini kini tinggal namanya, setelah kontrak gedungnya habis, dan tidak bisa diperpanjang. Sang pemilik, Benny, saat ini malah ikut anaknya ke Amerika.
Hesty sudah tidak menyanyi ketika TM masih berjaya. Dari beberapa sumber, M-pres memperoleh berita, penyanyi bersuara khas itu mengikuti suami yang berdinas di luar Jawa. Upaya pelacakan sampai ke blog di internet belum membawa hasil. Satu-satunya data yang ditemukan hanya foto Hesty di situs Google ini.
Masyarakat Yogya ingat, tahun 1990-an penyanyi yang pernah kuliah di Akademi Akuntansi ini ditunjuk untuk mendampingi ‘Miss Universe’ yang waktu itu berkunjung ke Yogya. Hesty menyanyi di Hotel Mustika Sheraton disiarkan televisi secara langsung. Tapi sejak saat itu Hesty tak lagi muncul sampai sekarang. sap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar