Soal Pemecatan Lurah
KEPALA Bagian Pemerintahan Desa (Kabag Pemdes) Pemkab Sleman, Drs Joko Supriyanto mengaku pekerjaannya makin padat dan berat, tetapi irama kerjanya tetap menggelinding lancer. “Kabag Pemdes itu ibarat ‘bapaknya lurah’. Kami ini tempat mengadu dan menyelesaikan masalah, sepanjang para lurah juga mau terbuka kalau punya masalah,” katanya.
Yang biasa terjadi, katanya, kades bingung dan nabrak sana-sini setelah persoalan mereka menjadi kasus. Lha kalau sudah ditangani Polisi, Pemdes tak bisa apa-apa. Itu ‘di luar servis area’ kami, kata mantan Camat Depok ini.
“Bagaimana kalau asa lurah melanggar hukum, apa serta merta dihentikan?,” Tanya M-pres.
“Tergantung. Bisa ‘ya’, bisa ‘tidak’ (dipecat). Kalau hukumannya dibawah 5 tahun tidak dipecat. Misalnya lurah desa X divonis 3 tahun, selesai menjalani hukuman dia bisa menjabat lagi. Lurah Z dihukum 6 tahun, tanpa menunggu pidananya selesai, dia langsung dipecat. Mengapa begitu? tanyakan ke DPR yang membikin UU,” ujarnya. sap/ one
Gulat Putri Banyak Peminat
SUNARTO, SH karyawan Kejaksaan Negeri Wonosari Gunungkidul perawakannya biasa saja. Tak banyak yang tahu, pria ini adalah seorang pegulat dan pengurus PGSI Pengkab Gunungkidul. Di Gunungkidul, katanya, olahraga gulat semakin diminati dari tahun ke tahun. Uniknya, di Gunungkidul justru pegulat putri yang yang jumlahnya makin bertambah.
“Dalam Popda DIY tahun 2008, PGSI Gunungkidul mengirimkan atlet putra dan putrid, keduanya memperoleh medali emas, “ kata Sunarto. Latihan rutin berlangsung hari Selasa, Kamis dan Sabtu di aula SMK 45 Wonosari, pelatihnya Bekti Styanto.
Khusus remaja yang suka iseng, Sunarto wanti-wanti agar berhati-hati kalau kalau berniat menggoda cewek Gunungkidul, siapa tahu mereka ternyata pegulat putri yang siap melawan. “Hati-hati, tubuh manusia itu memiliki bayak titik lemah dan bisa mematikan hanya dengan sekali ‘sentuh’. Begitu kata Sunarto SH. sap
Tidak Kapok Jadi Pegulat
MASIH soal gulat, di kabupaten Kulonprogo nama Mursanto, Spd (42) bukan nama asing di dunia olahraga ini. Dia adalah Ketua Gulat Pengkab Kulon Progo, sekaligus pelatih gulat di Sasana Panti Pelajar, depan gedung Kejaksaan Negeri Wates. Pak Guru ini mengaku gemar olahraga gulat sejak kecil. Biasa jatuh-bangun sampai tulangnya retak, tetapi tidak ‘kapok’.
“Kita sedang mengembangkan gulat amatir di kabupaten Kulon Progo,” katanya ketika ditemui Rabu malam.
Kariernya di olahraga gulat diawali justru dari olahraga angkat besi. Mursanto meraih prestasi The Best Lifter PABBSI 1985-1990 dan lifter terbaik se DIY, pernah meraih medali perak pad kejuaraan nasional 1994.
Pria berotot ini memiliki banyak prestasi di Olahraga lain, yakni Pencak Silat, Ttarung Drajat sebagai atlet dan pelatih. Jabatannya kini Ketua PGSI Pengkab Kulon Progo, drbgai atlet tahun 1991-1997, meningkat jadi pelatih. Meraih juara I DIY 1995 dan masuk atllet 4 besar nasional tahun 1996. dia juga duduk sebagai pengurus KONI Kulon Progo selama 2 periode. des
Senin, 11 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar